REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mohammad Yousuf Nabong mengaku damai pikiran dan hati setelah bersyadahat. Sejak menjadi Muslim, ia tak lagi konsumsi alkohol dan rokok.
Menurutnya, Islam melarang umatnya melukai diri sendiri. Padahal sebelumnya dia terbiasa merokok satu bungkus per harinya. "Saya selalu menolak pemberian rokok dan minuman keras. Ini untuk kebaikan diri sendiri," kata dia.
Sebagai mualaf, ia sadar harus mempelajari sumber-sumber primer ilmu Islam seperti Alquran dan sunnah. Beruntung, Masjid Agung Sultan Qaboos memberikan semua yang dibutuhkan dan memuaskan semua pertanyaan-pertanyaannya.
"Saya harus mempelajari Islam secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk memeluk agama tersebut, tidak hanya melihat dari siaran televisi saja. Agar apa yang menjadi keputusannya tersebut bukan merupakan keputusan instan namun tanpa makna," kata dia.
Yousuf mengaku menghormati semua agama yang ada di dunia ini. Namun dia juga meyakini bahwa ketika di hari pembalasan di akhirat kelak dia akan menghadapi Allah sendiri, tanpa keluarga dan tanpa teman. Karena itulah, ia menegaskan kepada semua Muslim untuk mempelajari Islam secara utuh. "Allah akan meminta pertanggungjawaban kita," ucapnya.
Yousuf yang kini tinggal di Oman. Dua tahun lima bulan lamanya dia tinggal di negara asing di kawasan Timur Tengah tersebut. Sebelumnya dia tinggal di negara asalnya Filipina, dan merasa takut dengan Islam karena menurutnya Islam adalah terorisme.
Lahir dari orang tua Kristiani yang taat, dia tak banyak mengenal Islam. Hingga pada akhirnya dirinya dipenuhi rasa penasaran setelah melihat Muslim di sekitarnya. Ketertarikannya mulai tumbuh ketika ia pindah ke Oman dan berinteraksi dengan lebih banyak Muslim di sana.
"Muslim yang kulihat di sini adalah sangat berbeda dari apa yang Anda lihat di TV," kata Mohammad Yousuf ketika duduk di Masjid Agung Sultan Qaboos sambil menunggu waktu sholat Jumat, menurut Times of Oman, Ahad (9/8).