REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Mohammad Yousuf Nabong menetap dua tahun lima bulan lamanya di Oman. Awalnya, ia merasa takut bekerja di negara Teluk tersebut. Ketakutan itu karena streotipe Islam adalah agama teroris.
Lahir dari orang tua Kristiani yang taat, dia tak banyak mengenal Islam. Hingga akhirnya, dia dipenuhi rasa penasaran setelah melihat Muslim di sekitarnya yang dia lihat tidak sesuai dengan persepsi sebelumnya. Mulai dari sanalah dia tertarik untuk mempelajari Islam. Ketertarikannya mulai tumbuh ketika ia pindah ke Oman dan berinteraksi dengan lebih banyak Muslim di sana.
"Muslim yang kulihat di sini adalah sangat berbeda dari apa yang Anda lihat di TV," kata Mohammad Yousuf ketika duduk di Masjid Agung Sultan Qaboos sambil menunggu waktu sholat Jumat, menurut Times of Oman pada Ahad (9/8).
Menurut dia, kemurahan hati dan kebaikan banyak Muslim yang ditemuinya telah menghapus stigma negatifnya tentang Islam. Setelah mempelajari lebih jauh tentang Islam, ia menemukan dengan jelas jawaban untuk pertanyaannya selama ini dan akhirnya memeluk Islam pada tahun lalu.
Ia sadar keputusan itu akan berdampak pada kehidupan sosialnya. Kekasihnya yang tahu kabar tersebut tak ragu memutuskan hubungan. Yusuf sempat goyah. Namun, ia lebih memilih hidayah Allah dan harus kehilangan kekasihnya. Yusuf percaya, Allah akan memberikan pengganti yang lebih baik.
Selain itu, cobaan terberat yang ia hadapi juga datang dari keluarga. Keluarganya sangat menentang keputusannya itu.
"Bahkan, adik saya berhenti mengirim pesan untuk saya setelah dia tahu saya memeluk Islam," katanya menambahkan.
Namun, Mohammad Yousuf tidak kehilangan harapan dan terus berdoa agar keadaan segera berubah. Ia yakin, dengan doa, ia mampu memindahkan gunung sekalipun.