REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta Muhammadiyah tetap menjadi umat moderat. Hal tersebut sesuai dengan watak persyarikatan dan citra yang terbangun selama lebih dari satu abad.
"Muhammadiyah harus tetap menjadi ummatan wasathan (umat moderat)," ujar Din dalam sambutan usai melepaskan jabatan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015 di Balai Sidang Muktamar Universitas Muhammadiyah Makassar pada Jumat (7/8).
Din meminta terutama pada anggota Pimpinan Pusat untuk bisa tumbuh pada aqidah moderat serta menekankan keseimbangan purifikasi dan perubahan. Din mengatakan, saat ini ada bahaya arus silang yang menjadi tantangan umat. Arus itu yaitu kelompok-kelompok konservatif dan liberal.
Menurut Din, jika Muhammadiyah tidak konsisten berada di jalur tengah maka akan mengalami kegoncangan. "Ciri umat moderat, terbuka menjalin hubungan dengan siapa pun. Inilah dasar Islam berkemajuan," kata Din.
Din secara resmi telah melepaskan jabatan pemimpin persyarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan. Tongkat estafet kepemimpinan kini berlanjut kepada Haedar Nashir. Usai penandatanganan berita acara serah terima jabatan Din menyerahkan lukisan kapal phinisi dan matahari yang menjadi logo Muktamar Muhammadiyah ke-47 kepada Haedar.