REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan organisasi otonom perempuan Muhammadiyah, 'Aisyiyah, telah berjuang untuk bangsa sejak lama, bahkan sebelum nama Indonesia belum dicetuskan.
"Waktu yang panjang. Tentu kita seluruh bangsa harus berterima kasih pada pengabdian panjang 'Aisyiyah," kata JK di sela-sela kunjungan kerjanya di Makassar, Jumat (7/8).
Dalam rentang perjalanan tersebut, kata Kalla, telah terjadi banyak perubahan pada perempuan Indonesia akibat pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan semakin banyaknya perempuan terdidik. JK memberi contoh usaha ayahnya yang 100 persen pegawainya laki-laki. "Sekarang di kantor saya, direktur perempuan, dan pegawai 80 persen perempuan. Semua terbalik-balik karena kemajuan itu sendiri," kata dia.
Menurut JK, berbagai perubahan yang terjadi itulah yang harus direspon 'Aisyiyah yang usianya satu abad pada 2017 Masehi. Wapres menyebutkan beberapa tantangan 'Aisyiyah secara umum di masa mendatang, seperti mewujudkan kemajuan secara merata dan adil, peningkatan kualitas mutu dan layanan 'Aisyiyah di tengah kompetisi yang kuat dan meningkatkan mutu kehidupan khususnya melalui dua sektor penting, yaitu pendidikan dan ekonomi
.
"Semangat memajukan ekonomi keluarga, daerah dan bangsa akan menjadi bagian dari semangat 'Aisyiyah abad kedua," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum 'Aisyiyah baru Siti Noordjannah Djohantini mengaku bersyukur Muktamar Satu Abad 'Aisyiyah dapat berjalan dengan lancar, menggembirakan dan bermanfaat. Noordjannah mengutip pesan beberapa peserta yang menyebut muktamar kali ini, seperti umrah karena nyaman dan semua peserta dapat tinggal di hotel.
Ia mengapresiasi kinerja panitia penerima yang telah mempersiapkan muktamar dengan baik. "Mari memulai abad kedua dari kota Makasar, memasuki abad kedua 'Aisyiyah," kata istri Ketua Umum Muhammadiyah terpilih, Haedar Nashir.