REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2020 Haedar Nashir mengatakan, bayang-bayang kepemimpinan pendahulunya menjadi inspirasi baginya untuk memimpin persyarikatan.
"Di belakang saya ada bayang-bayang Din Syamsuddin, Syafii Maarif, Amien Rais sampai AR Fachruddin," kata Haedar di area Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar, Jumat (7/8).
Di bawah kepemimpinannya yang baru, Haedar mengaku teringat momentum pergantian kepemimpinan khalifah Abu Bakar Assidiq menuju Umar bin Khattab.
"Umar saat itu mengatakan kepada Abu Bakar tentang estafet kepemimpinan. Umar berkata bahwa Abu Bakar akan membuat lelah khalifah sesudah Abu Bakar (karena rekam jejaknya yang baik)," kata dia.
Peristiwa itu, kata Haedar, seperti kembali terjadi dalam suksesi kepemimpinan Muhammadiyah pada 2015 ini dari Din Syamsuddin kepada Haedar Nashir.
Haedar mengatakan dirinya juga akan lelah melanjutkan prestasi Din. Tetapi, hal itu akan segera teratasi menilik terdapat 12 pimpinan lainnya, berikut dengan sejumlah warga Muhammadiyah yang ada di belakangnya.
"Tapi tidak lelah jika ada 12 pimpinan lainnya karena mereka semua adalah pemimpin besar. Di belakang kami juga ada tujuh organisasi otonom Muhammadiyah, 34 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, 488 Pimpinan Daerah, 3.655 Pimpinan Cabang, 13.540 pimpinan ranting dan jutaan warga Muhammadiyah," kata dia.
Kebersamaan itu, lanjut dia, akan membuat Muhammadiyah menjadi kuat dan membawa persyarikatan menuju gerakan pencerahan untuk Indonesia berkemajuan. Selanjutnya, kemajuan itu dapat ditularkan kepada seluruh elemen masyarakat di Indonesia dan dunia.