Jumat 07 Aug 2015 09:35 WIB
Muktamar NU

Usai Muktamar, Pesantren Lebih Populer

Peserta Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) beraktivitas di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (31/7). Ponpes Tebu Ireng merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan Muktamar ke-33 NU sekaligus tempat menginap sekitar 1.200 mukt
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Peserta Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) beraktivitas di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (31/7). Ponpes Tebu Ireng merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan Muktamar ke-33 NU sekaligus tempat menginap sekitar 1.200 mukt

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) atau asosiasi pesantren NU merasa bangga pelaksanaan Muktamar NU ke-33 sukses.

"Kita senang, memang sejak dulu  Muktamar NU digelar di pesantren, seperti muktamar pada masa kepemimpinan Gus Dur digelar di Lirboyo, Cipasung, Sukorejo. Ini sekaligus memperkenalkan pesantren pada masyarakat, sekaligus menaikkan citra pesantren," terang pengurus RMINU KH Razi, dilansir dari website nu.or.id, Jumat (7/8).

Ia mencontohkan, muktamar yang diadakan di Sukorejo dan Lirboyo membuat kedua pesantren tersebut dikenal publik.

“Inilah salah satu manfaat muktamar di pesantren, sehingga masyarakat tertarik untuk memondokkan anaknya di pesantren," sambungnya.

Ditanya tentang hubungan NU dan pesantren, Kiai Razi menganalogikan pesantren sebagai NU kecil, sementara NU adalah pesantren besar. Artinya NU dan pesantren, ujarnya, merupakan  sebuah hubungan yang tidak dapat dipisahkan, karena pesantren yang melahirkan NU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement