REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Seorang remaja Muslim berusia 15 tahun dihukum pihak sekolah karena tidak menyanyikan sloka Sansekerta.
Menurut Hindustan Times, insiden itu terjadi di sekolah Bengaluru selatan. Ketika kepala sekolah menyadari jika anak itu dan beberapa teman Muslim lainnya tidak bernyanyi sloka. Kemudian, kepala sekolah meminta kelompok remaja itu untuk naik ke panggung dan menyanyikannya.
"Saya dipermalukan di depan 1.200 siswa dan hak konstitusional saya dilanggar. Dia menyuruh kami naik ke panggung dan memaksa kami untuk menyanyikan doa sloka di depan semua orang. Dia memarahi saya di depan semua orang lewat mic, ketika saya salah mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Sansekerta," kata si remaja, Rabu (5/8).
Ibu remaja itu bersama dengan aktivis dari Asosiasi Perlindungan Hak-Hak Sipil pun mendatangi kepala sekolah, Padmaja Menon. Namun, kepala sekolah menjawab bahwa doa sloka itu penting untuk menanamkan nilai-nilai dan disiplin pada siswa.
Kepala sekolah bahkan menuduh kalau anak itu berubah menjadi seorang Muslim fundamentalis karena ia berasal dari Bhatkal, daerah yang didominasi Muslim di Karnataka. Padahal sebanyak 30 persen siswa di sekolah itu berstatus Muslim.
"Brahma adalah pencipta alam semesta, apa yang salah ketika menyebutkan namanya," kilah sang kepala sekolah.