Senin 03 Aug 2015 19:00 WIB

M Nuh: Setiap Upaya Fokuskan Musyawarah, Bukan Voting

A'wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohammad Nuh.
A'wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohammad Nuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- A'wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohammad Nuh sepertinya lebih mendukung pemilihan model Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) atau musyawarah mufakat ketimbang dengan cara voting. Pasalnya, ia menilai, pemilihan model musyawarah terasa lebih baik bagi kepentingan organisasi bentukan KH Hasyim Asy'ari tersebut ke depannnya.

"Saya berharap @muktamar_nu lebih mengedepankan musyawarah u/ mufakat. Dg demikian, setiap upaya difokuskan untuk musyawarah, bukan voting," ujarnya melalui akun Twitter, @Mohammad_Nuh_.

Sebelumnya, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut menyatakan, NU akan berusia 100 tahun tak lama lagi. Kebangkitan ini mesti mengacu pada komitmen pendirian awal. "Komitmen itu sd ada sjk ada Nahdhatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) &Nahdlatul Tujjar (pergerakan kaum saudagar) pada 1916," katanya.

Mantan rektor ITS tersebut menyatakan, NU harus mampu mempersiapkan kebangkitan ke-2 spt hal-nya pada komitmen tujuan awal pendirian organisasi yaitu dengan semangat kebangkitan. "Kebangkitan ke-2 NU harus diarahkan pada tranformasi organisasi ke depan dengan karakteristik dan tantangan zaman yang berbeda."

Nuh melanjutkan, Model pengelolaan organisasi sebaiknya disesuaikan agar NU tak ketinggalan zaman&lebih mampu mengelola sumberdaya yang ada," ujar Nuh. "Tantangan NU kedepan harus menerjemahkan konsep Aswaja, bukan hanya sekadar konsep Ideologis, tp juga dlm konsep pragmatis."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement