REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH Sholahuddin Wahid memastikan akan mencalonkan diri menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ia menyatakan siap bersaing dengan siapapun secara adil dan terbuka.
Pernyataan Gus Sholah sekaligus mengklarifikasi dan membantah adanya isu pengunduran dirinya karena sakit. "Kalau mengundurkan diri pasti bukan sekarang, tapi beberapa bulan lalu," kata dia dalam keterangan resminya di Jombang, Ahad (2/8).
Adik kandung almarhum Gus Dur ini menyesalkan dugaan adanya diskriminasi terhadap muktamirin yang menolak Ahlul Halli Wal 'Aqdi (AHWA). Dia menilai hal itu adalah bentuk kecurangan. Secara pribadi, Gus Sholah juga tidak sependapat dengan mekanisme AHWA.
AHWA merupakan mekanisme untuk memilih Rais 'Aam PBNU yang rencananya akan diterapkan dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang 1-5 Agustus ini. Keputusan itu lahir sebagai produk hasil Munas NU di Jakarta pada 14 Juni lalu. AHWA nantinya akan diisi oleh 9 ulama NU.
Mereka yang masuk anggota harus memiliki kriteria beraqidah Ahlussunnah wal Jamaah al Nahdliyah, wara', zuhud, bersikap adil, berilmu, integritas moral, tawadlu', berpengaruh, dan mampu memimpin.
Sejumlah nama sudah muncul ke permukaan untuk mencalonkan diri. Beberapa di antaranya KH Hasyim Muzadi untuk posisi Rais ‘Aam, serta KH Said Aqil Siradj, KH Sholahuddin Wahid, H As’ad Said Ali, dan H Muhammad Adnan untuk posisi Ketua Umum Tanfidziyah.