Ahad 02 Aug 2015 14:13 WIB

Gus Sholah Bantah Mundur dari Pencalonan Ketum PBNU

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid membantah akan mengundurkan diri dari pencalonan ketua umum PBNU periode 2015-2020. Terkait dengan isu dirinya memiliki masalah kesehatan, Gus Sholah, panggilan akrabnya, menepisnya. Pasalnya, jika dirinya akan mengundurkan diri maka akan dilakukan sebelumnya.

"Tidak, saya tidak mengundurkan diri karena kalau mengundurkan diri gak sekarang kan, sebulan lalu sudah mengundurkan diri, ini sudah tinggal beberapa hari kok mengundurkan diri. Saya tegaskan tidak mengundurkan diri saya sehat wal afiat walaupun sudah kepala tujuh, tapi saya tetap sehat," ujarnya di Jombang, Ahad (2/8).

Dia mengharapkan jalannya Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, memberi manfaat bagi organisasi massa berbasis agama Islam terbesar di Indonesia tersebut. "Saya harap semua pihak berkomitmen agar dalam muktamar ini bisa memberi manfaat NU, bukan malah memanfaatkan NU untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya," kata Gus Solah.

Dia juga mengatakan semua pihak harus berusaha memperbaiki NU ke depannya karena organisasi ini adalah aset bangsa yang didirikan oleh para ulama. "Jadi jangan sampai kita kotori rumah ini dengan praktik-praktik yang tidak baik dan tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, praktik money politik misalnya, jauhi hal ini karena banyak pasti yang datang dengan mengiming-imingi," ujarnya.

Karena itu, Gus Sholah mengatakan semua pihak harus mengedepankan semangat akhlakul karimah dalam setiap rangkaian muktamar ini, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat pembukaan muktamar.

"Ini harus kita jaga ini semua tadi malam Ketum PBNU dalam pidatonya mengatakan, kita harus mengedepankan akhlakul karimah, pemaksaan dan diskrimnasi itu bukan akhlakul karimah, kecurangan juga bukan aklhakul karimah. Maka artinya kita tidak boleh ada kecurangan apapun di dalam menjalankan kegiatan muktamar ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement