REPUBLIKA.CO.ID, AIRO -- Seorang mahasiswi Muslim dilarang mengikuti test pra-medis, All-India Pre Medical Test (AIPMT) setelah mempertahankan jilbab mereka. Hal ini memicu kemarahan di kalangan minoritas di India.
“Saya lebih suka tidak mengikuti ujian daripada agama saya dipertaruhkan,” kata Rehana, bukan nama sebenarnya, kepada Times of India, dilansir Onislam.net, Senin (27/7).
Rehana menambahkan, test ini merupakan usaha pertamanya mengikuti AIPMT. Tapi ia tidak keberatan untuk melepas kesempatan tersebut. Ia menyatakan tidak akan menyesal mengambil sikap untuk melindungi aurat dan kehormatan agama.
Rehana bukan satu-satunya siswa yang dilarang mengikuti ujian. Seorang biarawati Katolik, Suster Seba (19) telah mengikuti kelas pembinaan selama satu tahun untuk mempersiapkan test. Tapi, alhasil, ia ditolak masuk saat test lantaran memakai kerudung.
Ia berpikir sekolah akan mengizinkannya masuk setelah melewati ruang pemeriksaan. Seba masuk ruang pemeriksaan pukul 8.30 ketika kepala sekolah mendekatinya dan menuntut dia melepas kerudung saat ujian.
Seba sempat sepakat dengan syarat ia diperkenankan memakai syal atau penutup kepala. Tapi, permintaan itu pun ditolak kepala sekolah.
Ia kemudian berkonsultasi dengan pimpinan biara melalui telepon, yang membenarkan tindakannya untuk tidak mengikuti ujian apabila harus melepas kerudung. Setelah itu, Seba pun kembali ke biara tanpa mengikuti ujian.
Kardinal Baselios Mar Cleemis dari Gereja Katolik Malankara mengkritik adanya insiden tersebut. Ia tidak ingin membuat kontroversi atas masalah ini, tapi Kardinal kecewa lantaran suster tidak diizinkan mengenakan simbol keagamaan meski dia sudah siap menjalani pemeriksaan keamanan.
“Apa yang sedang ditargetkan; simbol agama atau kecurangan ujian?” tanya dia.
Seperti diketahui, awal bulan ini, Central Board of Secondary Education (CBSE) mengeluarkan larangan peserta mengenakan jilbab dalam test pra-medis di India untuk menghindari kecurangan. Larangan tersebut meluas kepada sepatu, cincin, gelang, syal, topi, ikat pinggang, dan sejumlah atribut lain yang ditengarai bisa dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan.
Hal ini serta merta mendapat kritik keras dari kalangan Muslim dan minoritas lain di India. Para pemuka Islam menilainya sebagai ancaman masa depan perempuan Muslim di negara itu.
Pekan lalu, sebuah pengadilan tinggi India telah membatalkan larangan jilbab dalam test pra-medis di negara bagian Kerala. Namun, nyatanya hal ini belum berlaku bagi peserta test di seluruh anak benua India.