REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makassar akan menjadi tuan rumah muktamar Muhammadiyah ke-47, awal bulan depan. Koordinator Media Panitia Pusat Muktamar Muhammadiyah, Ahmad Maruf, mengungkapkan persoalan transportasi menjadi tantangan utama panitia.
“Ini memang harus ekstra kerja. Problem-nya itu tidak mudah,” kata Ahmad kepada ROL, Sabtu (25/7).
Ahmad menguraikan, transportasi peserta dan penggembira dari daerah masing-masing ke titik lokasi (Makassar) sudah beres. Masing-masing sudah membeli tiket, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara. Meski banyak yang mendapat harga mahal, semua dipastikan aman.
Yang menjadi PR, lanjut Ahmad, adalah transportasi dari bandara atau pelabuhan ke titik penginapan. Pasalnya, di Makassar tidak mudah mencari rental bis yang representatif, jumlahnya cukup, dan vendor-nya tidak terlalu banyak. Lain halnya di Jawa, di Makassar tidak mudah menemukan korporasi yang mampu langsung menyediakan 30 bis.
Ahmad mengatakan, pihaknya lantas mengantisipasi lewat mobilisasi bis-bis dari kampus Muhammadiyah ke Makassar. Ia akan mensiagakan kira-kira sebelas bis dari bandara, didukung oleh armada rental dan bis-bis umum.
Selain sulitnya pengadaan armada transportasi, panitia juga dihadapkan pada kepadatan lalu lintas di Makassar. Tanpa muktamar pun, kata Ahmad, kondisi lalu lintas di Makassar pada jam-jam tertentu sudah macet. Ketika ribuan orang datang, ia meyakini akan ada keterlambatan. Apalagi, mobilitas peserta terjadi bertepatan dengan jam-jam sibuk lalu lintas pada pagi dan sore hari.
Untuk mengantisipasi hal ini, menurut Ahmad, panitia muktamar sudah melakukan penyesuaian jadwal acara. Awalnya, peserta akan kembali ke penginapan selepas sidang pukul 17.00, kemudian kembali lagi ke lokasi acara pada pukul 19.00 atau 20.00. Sekarang, diputuskan peserta hanya berhenti untuk sholat dan makan, tidak pulang ke penginapan.
“Sampai kemarin, di luar dari internal Muhammadiyah, sudah tersedia hampir 50 bis untuk peserta. Kalau penggembira lain lagi, karena mereka lebih fleksibel,” Ia menambahkan, para penggembira akan ditransfer ke kampung-kampung lokal yang sudah disiapkan oleh panitia daerah.