Kamis 23 Jul 2015 15:39 WIB

Begini Cara Kerja Tim DMI Pantau Kaset Masjid

Rep: C38/ Red: Erik Purnama Putra
Sekretaris Jenderal DMI KH Imam Addaruquthni.
Foto: DMI
Sekretaris Jenderal DMI KH Imam Addaruquthni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wapres sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla berencana ingin membentuk tim pemantau suara kaset pengajian masjid di seluruh Indonesia. Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruquthni berupaya menjelaskan mekanisme tim pemantau tersebut.

“Kami menurunkan tim untuk merekam sejumlah masjid di beberapa tempat. Semua data lengkap. Jarak antarmasjid, tekanan suara, dan lama sound system berbunyi diukur,” kata Imam kepada Republika, Kamis (23/7).

Imam mencontohkan, di sejumlah tempat seperti Jakarta, jarak antarmasjid rata-rata 300 meter. Dengan jarak tersebut, akan terjadi benturan suara yang menyebabkan kebisingan kalau semua speaker berbunyi pada waktu bersamaan. Karena itu, perlu dilakukan pengecekan dan pengukuran di lokasi.

Dia menambahkan, tim juga akan mengambil data mulai jam berapa sound system dibunyikan. Terkait imbauan JK supaya lantunan Alquran tidak menggunakan kaset, tim pemantau ini akan melihat apakah masjid-masjid sudah menggunakan orang langsung atau masih kaset. Tim pemantau berasal dari DMI, ahli akustik, dan relawan yang sudah diberi pelatihan.

Untuk tahap awal, pengukuran sementara akan dilakukan di Jakarta dan beberapa kota besar di Jawa. Imam tidak bisa memberikan target resmi sampai kapan tim pemantau ini akan bekerja. Pasalnya, kata dia, semua tergantung kekuatan dana dan relawan. Dia menambahkan, hasil pengukuran di TKP itu akan menjadi bahan rumusan rapat di lingkungan dewan masjid.

Namun, ia mengaku, baru mengetahui adanya aturan dari Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama terkait pengaturan speaker masjid. Imam menyatakan, hasil verifikasi di lapangan itu sedianya akan digunakan untuk membahas pengaturan sound system di masjid-masjid.

“Kalau Kemenag sudah mengeluarkan aturan itu, sekarang Kemenag targetnya bagaimana. Saya kira harusnya sudah sampai tahap sosialisasi. Dilanjutkan saja. DMI akan mendukung, kita fasilitator,” kata Imam menambahkan.

Ia pun mengatakan, data hasil pemantauan itu akan tetap dimanfaatkan oleh DMI. Data diolah berdasarkan fakta lapangan, kemudian dibicarakan bersama dengan para tokoh, pemangku kepentingan di masjid, dan masyarakat untuk memberi kemanfaatan. (C 38)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement