Rabu 22 Jul 2015 16:13 WIB

Kemenag: Pengiriman Dai untuk TKW Perlu Banyak Pertimbangan

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Idul Fitri di Taman Victoria Hongkong
Foto: dompet dhuafa
Idul Fitri di Taman Victoria Hongkong

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Direktur Jenderal  Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama, Machasin menilai pengiriman dai ke kantong-kantong TKI membutuhkan banyak pertimbangan. Ia menyarankan cara lain untuk membina keagamaan warga negara di luar negeri, misalnya lewat Skype.

“Ada banyak pertimbangan. Orang tidak harus pergi berdakwah ke sana. Karena di sana juga sehari-harinya nanti mau pekerjaannya apa,” kata Machasin kepada ROL, Rabu (22/7).

Machasin melanjutkan, selain besarnya biaya yang dikeluarkan, TKW tidak setiap hari memiliki waktu untuk mengikuti pengajian. Mereka biasanya hanya libur seminggu sekali. Karena itu, tidak efektif kalau dai langsung dikirimkan, sementara waktu pertemuan dengan TKW tidak banyak.

Alih-alih datang langsung ke luar negeri, keberadaan teknologi informasi bisa dimanfaatkan. Machasin mencontohkan ada kiai dari Banyuwangi yang melakukan dakwah lewat Skype. Ia membuka forum tanya jawab agama setiap malam Jumat atau Sabtu.

Menurut dia, pembinaan keagamaan dengan metode tersebut lebih mudah dan efektif. Di hari libur itulah, para TKW mendapatkan bimbingan rohani. Machasin mengatakan, kiai itu membuka tanya jawab untuk TKW di Taiwan dan Hongkong.

Ia juga menyebutkan, selama ini tidak ada pengiriman dai dengan dana pemerintah atau pembinaan keagamaan sebelum pemberangkatan yang dilakukan pemerintah. "Kecuali kalau lembaga-lembaga yang memberangkatkan TKW itu ingin melakukan pembinaan keagamaan mandiri. Kita akan membantu,” kata Machasin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement