Selasa 14 Jul 2015 10:31 WIB

MUI: Alquran tak Bisa Diperlakukan Sembarangan

Rep: C94/ Red: Ilham
KH Asad said Ali (kiri) dan KH Cholil Nafis menjadi pembicara pada hari terakhir acara ToT Pusat Dakwah dan Pendidikan Akhlak Bangsa  (PDPAB) MUI Pusat.
Foto: dok
KH Asad said Ali (kiri) dan KH Cholil Nafis menjadi pembicara pada hari terakhir acara ToT Pusat Dakwah dan Pendidikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majlis Ulama Indonesia meminta agar masyarakat dan ormas Islam tidak salah kaprah memaknai keberagamaan. Himbauan itu lantaran mulai maraknya kegiatan keberagaman antara Islam dan non-Islam.

"Ya, ini beda antara mempelajari Alquran dan mencampuradukkan ibadah," kata Ketua MUI Bidang Dakwah, Kiyai Cholil Nafis kepada Republika, Selasa (14/7).

Dia menjelaskan, hal itu lantaran dari beberapa kesenian atau acara, indahnya Alquran bukan dipelajari, tetapi hanya dijadikan instrumen dan karya seni.

Menurutnya, jika hendak mempelajari Alquran dengan maknanya, maka belajarnya kepada yang mengetahui. Hal tersebut agar tidak salah memahami dan tak menjadi paham yang salah (sesat). "Ada tata cara memegang, membaca, dan memahami Alquran sehingga tak sembarang orang menggunakannya," ujarnya.

Cholil menuturkan, memegang kitab suci Alquran harus suci aqidahnya dan sudah berwudhu. Selain itu, memahaminya harus melalui guru yang mengajarkannya dan kewajiban untuk mengamalkannya.

Sebelumnya, MUI geram lantaran telah mendapatkan foto yang tersebar di para ulama. Di dalam foto tersebut terlihat ibadah umat non-Muslim dengan umat Islam.

MUI menilai kerukunan beragama dan pengakuan agama-agama tidak berarti boleh mencampur adukkan ajaran agama dalam ritual-ritual agama lain. Sebab, dikhawatirkan cara ibadah yang mencampur adukkan itu akan berakibat pada penodaan dan penistaan agama serta mendangkalkan keberagaman.

"Jika itu mengatasnamakan toleransi pada dasarnya toleransi itu tetap menghormati kemurnian ajaran agama dengan menghormati keyakinan agama lain," kata Kiyai Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement