Kamis 09 Jul 2015 13:13 WIB

Gaya Mediterania Masjid Islamic Center UAD yang Idealis (2-habis)

Rep: Yulianingsih/ Red: Indah Wulandari
Masjid UAD
Foto: sangpencerah.com
Masjid UAD

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dari sisi eksterior, konsep Mediterania ini juga terlihat dari pemilihan warna cat yang dominan putih dan warna alam. Meski dominan putih, namun saat malam hari dengan pencahayaan lapu LED yang pas, bangunan masjid UAD ini terlihat semakin megah.

 

Konsep Mediterania juga terlihat dalam tangga menuju masjid yang berundak tinggi. Tangga ini mengesankan bangunan megah ala Spanyol layaknya kastil di atas bukit.

Meski mengadopsi konsep mediterania namun lengkungan-lengkungan pintu, jendela dan mimbar dalam masjid tidak mengadopsi gaya mediterania namun menggunakan konsep minimalis berupa garis-garis jelas bangunan modern.

 

"Pintu masuk masjid misalnya, kita tidak menggunakan lengkungan khas gaya Timur Tengah atau Eropa tetapi model minimalis bangunan modern dengan lima trap yang didesain melengkung," papar Afan.  

Jendela-jendela yang berada di kanan dan kiri masjid juga tidak didesain dengan gaya mediteranian melengkung tetapi dengan desain modern memanfaatkan kaca sebagai penyekatnya.

 

Setelah masuk ke lantai II masjid ini, jamaah akan dibuat semakin terpana. Seluruh dinding masjid ini dibuat dengan sentuhan batu granit yang khusus didatangkan dari beberapa negara di dunia.

Khusus untuk lantai masjid, pihaknya mendatangkan  batu marmer asli dari Pangkep, Sulawesi. Sedangkan mihrabnya menggunakan perpaduan batu granit ekspor.

Jika masjid pada umumnya pintu mihrab atau tempat imam hanya terbuat melengkung atau kotak seperti goa, di Masjid UAD ini pintu mihrab dibangun sedemikian rupa hingga memberikan kesan mewah dan megah.

Pintu mihrab melengkung ini dibalut dengan batu granit kekuningan dari Portugal yang langsung kontras dengan tembok masjid yang dilapisi batu granit hijau dari India.

 

Sementara ujung mighrab sendiri dilapisi batu granit bercorak abstrak dari Mesir sehingga memberikan kesan anggun dan megah

 

Pemilihan batu granit impor ini memang dilakukan agar interior masjid terlihat semakin mewah. Konsep mediteranian ala Eropa

 

terlihat jelas dalam pemilihan batu granit ini. Kesan mewah dan anggun semakin kuat saat melihat perpaduan warna natural yang dipancarkan dari batu-batu granit di dalam masjid tersebut.

 

Lantai 2 masjid ini juga dikuatkan dengan dua pilar menjulang ke lantai 3 dimana pilar ini dilapisi batu granit putih dan hitam dari Mesir. Dua pilar inilah yang mengesankan sentuhan khas Timur Tengah dalam masjid tersebut.

Lengkungan-lengkungan yang dibuat di pilar ini menunjukkan ciri khas pilar bangunan Timur Tengah. Bahkan pengerjaan pilar ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan dikerjakan oleh tenaga khusus yang biasa mengerjakan bangunan masjid di Timur Tengah.

"Pilar ini memang kita adopsi dari bangunan Masjid di Medinah sehingga sentuhan Timur Tengahnya kuat," katanya.

 

Lantai 2 masjid ini memang difungsikan untuk jamaah pria dengan kapasitas 1.600 jamaah. Serta  langsung terhubung dengan lantai 3 bagi jamaah perempuan karena di atas mihrab dibuat lengkungan setengah lingkaran agar jamaah perempuan bisa melihat gerakan shalat imam.

 

Masjid UAD ini juga memiliki keunikan tersendiri karena kubah yang galvalum keemasan yang dibangun saling melintang membuat setengah  lingkaran yang memiliki presisi yang sama. Kubah ini berongga dan hanya ditutup dengan kaca yang dihiasi ornamen bintang di bawahnya agar  cahaya matahari bisa langsung masuk ke lantai 3 dan 2 masjid.

 

"Ini kenapa tanpa lampu masjid ini tetap terang di siang hari, sehingga lebih ramah lingkungan karena tidak membutuhkan energi cahaya listrik yang banyak," katanya.

 

Pemilihan kubah masjid yang berupa lengkungan-lengkungan presisi ini menggunakan konsep minimalis sesuai dengan kebutuhan pencahayaan masjid.

"Kita tidak mengadopsi gaya bangunan masjid manapun. Ini benar-benar murni kita padukan dari beberapa ide meskipun ide dasar sang arsitek ada namun dalam perkembangannya semua kita bangun melalui musyawarah," katanya.

 

Dengan swakelola, pembangunan masjid Islamic Center UAD ini telah menghabiskan dana Rp 37 miliar. Dana pembangunan ini sebagian besar merupakan swadaya dari UAD dan bantuan dari Kedutaan Besar Arab Saudi sekitar Rp 5 miliar.

"Karena ini  swakelola dan sebagian besar swadana maka idealisme kami betul-betul dicurahkan dalam pembangunan masjid ini," ujar Afan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement