REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Slamet Effendy Yusuf meminta sidang isbat penentuan awal Syawal digelar terbuka. Menurutnya, dengan sidang terbuka masyarakat bisa lebih teredukasi terkait pengetahuan proses penentuan awal bulan penanggalan Hijriyah.
"Baiknya terbuka supaya rakyat bisa belajar," ujar Slamet kepada ROL, Rabu (8/7).
Sebelumnya, sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1436 Hijriyah yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama berlangsung tertutup. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu lantas mempertanyakan tujuan tersebut. "Kemarin ada sidang rukyat tertutup. Mengapa harus tertutup?" kata Slamet.
Menurut Slamet, publik berhak mengetahui proses sidang isbat. Selain untuk keterbukaan, hal itu juga bisa mengedukasi masyarakat.
Penentuan awal bulan Hijriyah kerap menimbulkan polemik terutama untuk Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah. Slamet menjelaskan, Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal. Sementara, PBNU dan organisasi lain menggunakan metode rukyat yang bersumber dari hadis sahih Rasulullah SAW.