REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Sedekah dari para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Bandung memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan berbagai kegiatan di bidang keagamaan. Guru pengajian, muazin, dan imam masjid bisa sejahtera melalui dana tersebut.
Hal demikian disampaikan Bupati Bandung Dadang Naser usai menghadiri pemberian bantuan dana kepada para imam masjid, muazin, dan guru pengajian. "Jadi infaq dan sedekah ini, karena besarannya tidak terbatas, itu lebih besar (jumlahnya)," kata dia, Senin (6/7).
Umpamanya, lanjut Dadang, ada 1 juta umat muslim yang kelas menengah di Kabupaten Bandung. Jika tiap orangnya menyumbangkan Rp 100 ribu dalam setahun, maka dana yang terhimpun itu bisa mencapai Rp 100 miliar. "Jadi untuk menghimpun kegiatan untuk keagamaan, untuk guru ngaji, karena ada dana Rp 100 miliar, itu luar biasa," ujar dia.
Selain itu, Dadang pun mengapresiasi kegiatan pemberian bantuan yang digelar di Masjid Al-Fathu di Kompleks Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Bandung ini.
Tiap bulannya, ia menjelaskan, beberapa PNS di lingkungan Kabupaten Bandung menyisihkan gajinya untuk membayar infaq atau sedekah kepada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Bandung. "Tiap bulan ada yang niat zakat, ada yang niat infaq. Yang zakat ya boleh 2,5 persen," ujarnya.
Menurut dia, potensi yang ada di zakat terbilang biasa saja karena terbatas pada angka 2,5 persen. Karena itu, pihaknya cenderung untuk meningkatkan potensi yang ada di infaq dan sedekah.
Pihaknya bakal bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bandung untuk mengembangkan ekonomi zakat di Kabupaten Bandung.
"Nanti kita bentuk Gedung Zakat Center. Ini dananya dari CSR Bank BJB. Ada sekitar Rp 12,5 miliar. Dengan ada gedungnya itu kan lebih terhormat," kata dia.
Ia mengakui, pemberian dana infaq dan sedekah dari pihak swasta belum berjalan. Padahal, potensi pendapatan yang bisa diperoleh bahkan bisa mencapai milyaran. "Ini yg harus kita perlebar. Karena pasti itu angkanya bisa Miyaran Rupiah."