Sabtu 04 Jul 2015 04:34 WIB

'Islam Nusantara Bukan Agama Baru'

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj (kanan)
Foto: pbnu
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj memaparkan konsep Islam Nusantara yang belakangan ramai diperdebatkan berbagai kalangan.

 

“Islam Nusantara bukan agama baru, bukan juga aliran baru. Islam Nusantara adalah pemikiran yang berlandaskan sejarah Islam masuk ke Indonesia tidak melalui peperangan, tapi kompromi terhadap budaya,” kata Kiai Said dalam konferensi pers persiapan akhir pelaksanaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Gedung PBNU, Jumat (3/7).

 

Dikatakan oleh Kiai Said, meskipun bersikap kompromi terhadap budaya di Nusantara, Islam Nusantara tetap tidak membenarkan adanya sebuah tradisi yang bertentangan dengan syariat Islam.

 

“Misalkan, ada tradisi yang melegalkan seks bebas, itu tidak dibenarkan, tidak diterima dan dicarikan komprominya. Yang positif, masyarakat Indonesia kuno mengenal selametan dengan sesaji, ketika Islam masuk diisi dengan pengajian, membaca ayat-ayat Alquran, dibarengi sedekah, itulah tradisi Islam Nusantara,” jelas Kiai Said.

 

Melalui Islam Nusantara yang akan dijadikan tema besar dalam Muktamar ke-33 mendatang, Kiai Said menekankannya sebagai sumbangsih NU kepada Indonesia dan dunia yang tidak radikal.

“Tradisi Islam Nusantara tidak mungkin menjadikan orang radikal. Tidak mengajarkan membenci, membakar, atau bahkan membunuh,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement