REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para penggagas Silaturahim Intelektual Muhammadiyah berencana akan mengumpulkan semua kalangan intelektual Muhammadiyah dalam Silaturahim Intelektual Muhammadiyah yang dilaksanakan di Hotel Sahid Ahad (5/7) mendatang.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin menyambut hal ini dalam rangka memperkuat langkah-langkah Muhammadiyah ke depan.
"Kami bersyukur dan berbangga memiliki intelektual yang sangat banyak, meskipun mereka tidak pengurus aktif, tapi latar belakang semuanya sangat kental dengan Muhammadiyah," kata Din dalam Konferensi pers Silaturahim Intelektual Muhammadiyah, di Kantor PP Muhamamdiyah di Menteng Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Dengan adanya forum silaturrahim ini, Din berharap para intelektual Muhammadiyah dapat memberikan masukan-masukan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam perannya memajukan tidak hanya umat Islam, tapi juga untuk kemanusiaan di manapun berada.
Din menyebut ide-ide yang diharapkan dari intelektual Muhammadiyah akan dapat membantu mendorong upaya Muhammadiyah menggalang pengembalian kekuatan pemberdayaan ekonomi dan perdamaian global.
Saat berkesempatan berbicara di forum internasional, Din berujar upaya perdamaian global, upaya Muhammadiyah dipuji beberapa negara internasional. Salah satu contoh saat Muhammadiyah memainkan peranan dalam konflik agama yang terjadi terhadap suku Moro di Mindanao Filipina.
Karena respon yang baik ini, kata Din, Muhammadiyah perlu memperkuat diri dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki intelektual Muhammadiyah.
Dalam silaturahim akhir pekan nanti, ia berharap para intelektual dapat memberikan energi positif kepada penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke 47 Muhammadiyah di Makassar.
"Semoga bisa menambah bobot Muktamar Muhammadiyah yang bertema 'Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan'," ujar Din.
Silaturahim Muhammadiyah Ahad nanti diawali buka bersama dan shalat Taraweh berjamaah. Acara ini akan dihadiri berbagai tokoh intelektual Muhammadiyah yang sudah memastikan hadir.
Diantaranya Mochtar Pabotingi, Siti Zuhro, Bachtiar Effenndy, Rizal Sukma, Chusnul Mar'iyah, Anies Baswedan, Jimly Asshiddiqie, Zulkifli Hasan, Adrinof Chaniago, Rizal Ramli, Sri Edi Swasono, Mutia Hatta, Ryaas Rasyid, Hendri Saparini, Sofian Effendi, Komaruddin Hidayat, Marwah Daud, Akhmaloka dan lainnya.