REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Menteri Negara Urusan Luar Negeri, Anwar Mohammed Gargash mengutuk kekejian kejahatan teroris yang dilakukan selama Ramadhan di Somalia, Kuwait, Prancis, dan Tunisia.
"Kejahatan-kejahatan ini, menghasilkan para janda dan anak yatim baru, mengguncang perdamaian, keamanan dan keselamatan, dan dilakukan atas nama agama yang toleran, yang tetap tidak bersalah. Karena Islam adalah agama damai dan kasih sayang," kata dia dikutip Khaleejtimes, Senin (29/6)
Situasi, kata dia, mendesak setiap Muslim dan Dunia Islam untuk mempromosikan interaksi, kerjasama, dan solidaritas dengan satu sama lain. "Tidak ada ekstrimis atau ideologi radikal menyimpang yang dapat mewakili Islam, "kata Gargash.
Menurut Gargas, kejahatan teroris baru-baru ini menegaskan beratnya tantangan wajah dunia. Tantangan yang membutuhkan kemauan politik dan kerjasama internasional.
"Menghadapi terorisme yang mengerikan, pembunuhan dan kejahatan terletak pada upaya menggalang masyarakat internasional, untuk mencegah ekstrimis dan ideologi takfiri, yang meletakkan lahan subur bagi terorisme, membenarkan kejahatannya," ujarnya.
Ia juga menekankan keyakinan mutlak UEA yang memerangi ekstremisme dan terorisme. "Memberantasnya hanya akan mungkin melalui strategi menyeluruh. Kunci keberhasilannya yang akan mempertahankan visi yang jelas sebagai visi kristal dan mobilisasi upaya bersama dan kerja sama antara negara-negara beradab," kata dia.