REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Zakat dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Amelia Fauzi menyarankan kepada Komisi VIII DPR untuk meloloskan calon pimpinan badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang punya kriteria mau bekerja secara penuh untuk lembaga tersebut.
Menurut Amelia, Baznas sebagai lembaga sosial masyarakat harus punya pimpinan yang punya perspektif maju dan berkembang untuk memberdayakan dana untuk umat.
“DPR harus mempertimbangkan untuk meloloskan komisioner (Baznas) yang bisa bekerja full time untuk Baznas,” kata Amelia kepada Republika, Kamis (25/6).
Selain itu kata Amelia, DPR yang rencananya akan melakukan seleksi pimpinan Baznas minggu depan harus benar-benar melihat rekam jejak dari calon pimpinan Baznas baik kita secara praktisi ataupun latar belakang secara akademik.
Tidak hanya itu, Amelia menilai pentingnya untuk menelaah apakah calon pimpinan yang direkomendasikan oleh Panitia Seleksi Baznas benar-benar punya perspektif yang dapat mengembangkan Baznas untuk periode ke depan.
“Pimpinan Baznas itu harus punya perspektif yang maju. Dan jangan kaku dengan fikih-fikih tebtang zakat yang sudah lama artinya jangan dikelola secara tradisional, kalau masih secara tradisional akan sulit Baznas berjalan,” ujar Amelia.
Ia kemudian merujuk kepada lembaga pengelola dana ZIS di Singapura yang sudah dikelola oleh kalangan muda dan profesional. Menurut dia Indonesia harus mencontoh pengelolaan ZIS di Singapura tersebut, yaitu secara profesional dan dilakukan oleh orang-orang yang punya energi progresif.
Tidak harus oleh kalangan tua ataupun muda, menurut Amelia yang penting adalah oleh orang yang punya semangat yang tinggi bekerja dan memajukan Baznas.
“Bukan masalah karena kiai, atau karena sudah tua. Yang penting punya semangat untuk memajukan Baznas,” ucapnya.