REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi elektronik syariah dinilai memudahkan para wisatawan Muslim. Ini juga memfasilitasi agar kepatuhan Muslim terhadap aturan Islam jadi menyeluruh.
Dewan Pengawas Syariah CIMB NIAGA Syariah Fathurrahman Djamil mengatakan, hidup Muslim di dunia tidak bisa lepas terhadap persiapan akhirat. Apa yang dilakukan harus patuh pada prinsip syariah.
Transaksi elektronik, salah satunya dengan kartu kredit syariah, bisa memfasilitasi kebutuhan Muslim, terutama saat bepergian. ''Dengan begitu nasabah Muslim menjadi kaffah dalam semua aktivitas,'' kata Fathurraman dalam Halal Travel Talk CIMB Niaga Syariah, Senin (15/6).
Fathurrahman mengatakan, umat Muslim tidak perlu takut bepergian, karena sudah banyak negara yang terbuka atas kunjungan para pelancong Muslim, termasuk agen perjalanan yang memiliki paket wisata ramah Muslim dan berbagai maskapai penerbangan juga sudah menyediakan makanan halal.
Pendiri dan CEO Crescentrating Fazal Bahardeen mengaku 10 tahun lalu pasar pariwisata halal justru tidak dikenal. Tak pernah terbayang perkembangannya akan seperti ini.
Dari riset Crescentrating dan MasterCard dalam Global Muslim Travel Index 2015, hingga akhir 2014, volume usaha sektor ini mencapai 145 miliar dolar AS secara global dengan 108 juta wisatawan Muslim. 2015 ini nilainya diprediksi akan mencapai 150 miliar dolar AS.
Dengan nilai sedemikian besar, pasar Muslim, butuh fasilitasi transaksi. ''Nilai ini besar. Harus ada peralihan dari transaksi tunai ke non tunai secara daring.
Pada 2020 sektor ini akan bernilai 200 miliar dolar AS dengan wisatawan 150 juta orang. Ini sebenarnya masih kecil dibanding potensinya yang mencapai tiga hingga empat triliun dolar AS.
Crescentrating sendiri berupaya membantu dengan menyediakan informasi pusat belanja, wisata dan kuliner halal yang bisa diakses wisatawan Muslim.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
