REPUBLIKA.CO.ID, TRINIDAD -- Perdana Menteri Trinidad dan Tobago, Kamla Persad-Bissessar mengadakan pertemuan dua jam dengan kelompok besar perwakilan dari komunitas Muslim, Kamis (11/6) malam. Pertemuan untuk membahas tanggal pemilu yang cocok lantaran bulan Agustus, yang semestinya tanggal pelaksanaan, pada Juli masa kampanye terbentur dengan agenda Ramadhan dan Lebaran.
Perdana Menteri diberitahu lebih dari 120 orang bahwa Bulan Suci umat Islam Ramadhan dimulai pada 18 Juni dan berakhir pada 17 Juli, diikuti oleh libur lebaran. Ada sebagian yang menilai kondisi ini nantinya menyulitkan Muslim untuk berkampanye selama puasa.
Sheraz Ali, Imam Masjid El Socorro, Masjid terbesar di Karibia, juga diundang dan hadir dalam acara tersebut. Dia mengaku senang Persad-Bissessar bijak mempertimbangkan waktu pelaksanaan dengan mendengar kepentingan ibadah agama Islam.
"Hal ini memberikan Muslim cukup waktu untuk menyelesaikan ibadah Islam mereka dan kemudian baru berfokus ke pemilu," ujarnya dilansir Guardian, Sabtu (13/6).
Ali mengatakan tidak mungkin untuk menempatkan Muslim berpartisipasi dalam kampanye pemilu sepanjang hari dan memiliki tingkat energi yang rendah. Sebab, di sana matahari terbenam sampai jam 9 malam selama bulan Ramadhan. Hasil dari pertemuan, akhirnya ditetapkan Pemilu akan diselenggarakan satu minggu setelah sekolah dibuka, tepatnya pada Selasa 1 September.