REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Ketua Tim Materi Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia kelima, Dr KH Ma'ruf Amin mengungkapkan, secara umum penyelenggaraan ijtima ulama yang digelar di Tegal, Jawa Tengah, berjalan sukses.
"Alhamdulillah sukses. Wakil Presiden datang, agenda semua terpenuhi, utusan dari daerah juga hampir semua datang. Walaupun tempatnya jauh, tapi mereka antusias. Pelayanan di sini sangat baik. Materi pun sudah kita siapkan," jelas KH Ma'ruf kepada Republika, Selasa (9/6).
Wakil ketua umum MUI ini mengaku banyak menerima masukan baru. Banyak sekali permasalahan dan problematika umat yang harus dibahas. Namun di acara ijtima' sendiri tidak bisa mencover semua itu.
"Materi kita sudah dipersiapkan lebih dahulu. Jadi di sini hanya tinggal membahas konsep. Kalau ada perubahan, itu perubahan dalam konsep,'' jelas kyai Ma'ruf.
Kalau angenda yang baru sama sekali, itu menjadi pembahasan yang panjang. ''Usulan yang tiba-tiba timbul hanya kita catat untuk kita bahas berikutnya," jelasnya.
Kyai Ma'ruf melihat prosesi ijtima' yang dilaksanakan diikuti secara antusias oleh peserta. Dari awal kedatangan, Ahad (7/6) peserta sudah antusias mengikuti malam ta'aruf.
Padahal banyak peserta yang kelelahan setelah menempuh jalan terjal untuk mencapai Pesantren At-Tauhidiyah. Setidaknya butuh waktu 2,5 jam dari Kota Tegal untuk sampai di pesantren di lereng Gunung Slamet itu.
Pembahasan materi acara berlangsung dari pukul 10.00 WIB sampai tengah malam. Setelah acara ditutup pukul 23.00 WIB, masih banyak peserta yang larut dalam diskusi soal topik yang dibahas.
Menurut Kyai Ma'ruf, hal ini menunjukkan betapa tingginya semangat para ulama untuk menyelesaikan problematika umat.
"Kita ingin ijtima' ulama ini memberi maslahah bagi bangsa dan negara, masyarakat, umat Islam. Kita pilih hal-hal yang aktual, seperti radikalisme, mudah mengkafirkan orang, dan lain-lain. Kita beri rambu-rambunya," kata kyai Ma'ruf menjelaskan.