REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) berpesan agar politisi yang bermoral harus bisa mengukur kemampuan dirinya sebelum mengucapkan janji.
“Jika ia ingkar janji, jelas jika dari sisi agama tidak diizinkan dan tidak dibenarkan. Kalau dia melaksanakan janjinya tentu dia mendapatkan pahala,” ujar Hidayat, Senin (8/6).
Seharusnya politisi di Indonesia ini berlandaskan Pancasila, jadi ketika mereka berkampanye tidak asal saja memberikan janji, namun juga harus mengukur bahwa janji tersebut dapat dia penuhi atau tidak.
Jika ada janji-janji yang tidak bisa terlaksana karena faktor-faktor tertentu di luar kemampuan dirinya, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mahfum. Namun, selagi janji itu masih bisa diusahakan, seharusnya para politisi merealisasikannya dengan sungguh-sungguh.
“Janji yang tidak bisa dipenuhi di luar kemampuannya seperti misalanya terjadi tsunami, gempa bumi dahsyat, jika kemudian dia tidak bisa melaksanakan janjinya karena faktor-faktor diluar dirinya seperti ini, rakyat juga pasti sudah menilai,” ujar Ketua MPR RI periode 2004-2009 ini.