REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Konferensi Agama dan Perdamaian se-Asia, digelar di Gedung Merdeka, Rabu (3/6). Menurut Presiden Konferensi Agama dan Perdamaian se-Asia, Din Syamsudin, tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama, merusak dan menghilangkan nyawa orang lain adalah penyalahgunaan dan pembegalan terhadap nilai-nilai agama.
"Ini (masalah tindak kekerasan agama) yang salah satunya akan kami bahas di hari ini," ujar Din Syamsudin, di Gedung Merdeka Bandung, Rabu (3/6).
Din mengatakan, selain masalah keasasian dalam pertemuan tahunan tersebut, juga akan dibahas tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Asia. Seperti dua fenomena besar kebangkitan Asia Timur dan Asia Tenggara.
"Maka apa saja peran agama yang ada di Asia untuk mengatasi itu semua," katanya.
Din mengaku perihatin dengan tantangan dan ancaman global yang dihadapi oleh umat beragama.Yakni, ektremisme keagamaan menggunakan kekerasan. Karena, ini semua masalah dan ancaman bagi umat manusia dan kemanusiaan maka agama harus bicara itu semua.
"Oleh karena itu, setelah ini akan ada seminar untuk dibahas," katanya.
Ketika disinggung apakah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akan dibahas pada konferensi ini, Din menyatakan persoalan tersebut akan dibahas walaupun tidak secara khusus. Jadi, walaupun itu terjadi di Timur Tengah tapi masuk ancaman global, Islam memandang kekerasan menggunakan agama itu bukan sikap keagamaan.
"Namun itu sikap yang bertentangan dengan agama," katanya.