REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) mengenai Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) masih simpang siur. Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, sejak awal Mei 2015 lalu sudah menyatakan bahwa draft Keppres BPIH sudah berada di meja presiden. Bahkan saat berada di Tuban, Jawa Timur, 8 Mei lalu, Menag menyatakan bahwa Keppres BPIH akan ditanda-tangani dalam pekan-pekan tersebut.
Saat menghadiri acara peresmian perubahan status STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Purwokerto menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Purwokerto, Selasa (26/5), Menag kembali mengatakan bahwa draft Keppres BPIH akan ditandatangani persiden pada pekan ini. ''Kami masih menunggu waktu presiden untuk menanda-tanganan draft Keppres tersebut. Tapi Insya Allah, pekan ini Keppres BPIH akan ditandatangani,'' katanya.
Menurutnya, sesuai usulan yang tertuang dalam draft Keppres tersebut, besarnya BPIH yang akan ditanggung setiap jemaah haji antar satu embarkasi dengan embarkasi lainnya akan berbeda-beda. ''Seluruhnya ada 12 embakarkasi yang akan menjadi titik tolak keberangkatan jemaah haji asal Indonesia. Nanti, antara embakarkasi yang satu dan embarkasi lainnya, BPIH-nya berbeda-beda,'' katanya.
Adanya perbedaan BPIH antar satu embarkasi dengan embarkasi lainnya, kata Menag, karena ada perbedaan jarak antar satu embarkasi dengan embarkasi lainnya, dengan Arab Saudi. Contohnya, BPIH yang ditanggung jemaah dari embarkasi Aceh dan Medan, bisa lebih rendah dibandingkan dengan Surabaya dan Makassar.
Meski demikian dia menyebutkan, bila dirata-rata maka nilai BPIH yang ditanggung jemaah haji asal Indonesia sebesar 2.717 dolar AS t atau sebesar Rp 35.321.000 dengan nilai kurs rupiah Rp 13 ribu per dolar AS. Menurutnya, dengan mengacu pada mata uang dolar AS, maka biaya BPIH yang ditanggung jemaah haji tahun ini lebih rendah dibanding BPIH tahu 2014 lalu. ''Tahun lalu, BPIH-nya sebesar 3.219 dolar AS. Jadi lebih murah 502 dolar AS,'' katanya.
Meski lebih murah, Menag memastikan pelayanan yang diberikan pada jemaah haji Indonesia tidak akan berkurang. Bahkan dia menyebutkan, pelayanan yang diberikan justru akan lebih baik dibanding tahun lalu.
Pelayanan yang lebih baik tersebut, antara lain untuk jemaah haji kloter awal yang akan menuju Kota Madinah, akan langsung diterbangkan ke bandara di Madinah. ''Jadi tidak melalui Bandara Jeddah. Jemaah kloter awal tersebut, akan langsung diterbangkan ke Madinah. Hal ini sudah disetujui pemerintah Arab Saudi,'' katanya.
Selain itu, kata Menag, selama 15 hari di Makkah, para jemaah juga akan mendapat mendapat fasilitas berupa katering satu kali sehari. Berbeda dengan pada musim haji sebelumnya, yang biasanya fasilitas katering hanya didapatkan pada saat pelaksanaan puncak ibadah haji saja.