Senin 25 May 2015 12:43 WIB

Umat Islam Harus Cerdas dalam Strategi Kebudayaan

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Pedagang menata hiasan kaligrafi dinding yang dijajakan di pinggir jalan Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (9/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pedagang menata hiasan kaligrafi dinding yang dijajakan di pinggir jalan Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Ketua Lesbumi NU, Al Zastrow Ngatawi mengingatkan agar umat Islam bersikap cerdas dalam menghadapi perang kebudayaan. Antara budaya Arab dan budaya lokal perlu diletakkan seimbang sesuai dengan batasan dan konteks masing-masing.

“Di satu sisi kita menganggap kalau Arab itu mesti Islam, sementara di sisi lain curiga kalau Jawa itu mesti musyrik. Akhirnya, semua diambil orang (Katolik). Sekarang mereka yang memakai wayang, gamelan, dan macapatan,” ujarnya saat dihubungi ROL, Senin (25/5).

Menurut Al Zastrow, orang Jawa zaman dulu memahami Alquran lewat macapat (puisi). Kalau langsung mengambil teks Alquran, para wali berpikir orang Jawa tidak akan paham. Maka dari itu, para kyai/wali dulu membuat tembang-tembang atau syair-syair yang bersenandungkan macapat.

Saripati Alquran diwujudkan dalam bentuk syair berbahasa Jawa, seperti Serat Wirid Hidayat Jati, Serat Dewa Ruci, dan sebagainya. Isi kandungan teks-teks ini sangat kental akan nuansa Islam. Ia menegaskan, baik Arab maupun Jawa harus dimanfaatkan dalam konteks dan batasan tertentu.

Umat Islam harus cerdas melihat perang kebudayaan ini. Sekarang, umat Islam mengimpor budaya Arab sebanyak-banyaknya, tapi menyingkirkan budaya Jawa yang juga mengandung nilai Islam. Akhirnya, budaya Jawa yang kita buang dimanfaatkan oleh orang lain.

“Praktik kebudayaan itu penting, jangan malah kita tinggalkan gara-gara dituduh bid’ah. Kita perlu menggali khazanah kita, menghidupkan rasa kita, jangan cuma menghidupkan akal kita. Supaya spirit dan ruh agama itu dapat mewujud dalam berbagai aspek kehidupan,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement