Senin 18 May 2015 17:07 WIB
Kontroversi Nada Alquran

Sosiolog: Imam Masjid juga Gunakan Langgam Daerah

Rep: c93/ Red: Agung Sasongko
Mengaji dan membaca ALquran setelah Shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Mengaji dan membaca ALquran setelah Shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam B Prasodjo mengungkap, berbicara masalah langgam baca Alquran, saat seseorang menjadi Imam saat shalat berjamaah pun ada nuansa logat daerah. Yang lebih penting adalah Makhraz dan Tajwid tidak menyimpang.

 

"Tokoh Masyumi, Kasman Singodimedjo saat menjadi imam, logat Jawanya sangat kental. Dan itu seringkali menjadi sesuatu yang tidak bisa dielakan dan tidak disadari," kata dia saat dihubungi ROL, Senin (18/5).

 

Imam memaparkan, dari segi Langgam bacaan Alquran tidak masalah sekali pun diubah-ubah sesuai dengan karakter pembacanya. Menurutnya, itu karena setiap manusia mempunyai mother tongue (bahasa ibu) yang berbeda-beda.

 

"Kita kan kalau diwajibkan mengikuti langgam orang ya belum tentu juga kita bisa. Orang Indonesia, sekali pun bahasa Arabnya tidak sebagus orang Arab, tetep aja orang Arab pasti ngerti," tambah dia.

 

Seperti diketahui, dalam sebuah acara, stasiun televisi negara menayangkan qari membaca Alquran dengan langgam Jawa. Tampak Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin serius mendengarkan cara qari membacakan surat An-Najm ayat  1-15.

 

Menang memaparkan Kekayaan langgam bacaan Alquran uran khas nusantara yang dimiliki bangsa Indonesia memperkaya khazanah qiraah kita. kita perlu menunjukan kepada dunia bahwa sesunguhnya kita memiliki kekayaan yang terkait dengan Alquran, tidak hanya pada iluminasi Alquran atau penulisannya tapi qiraah-nya juga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement