Senin 18 May 2015 08:09 WIB

Perti: Senjata Nomor Satu Polri, Dekat dengan Umat

Rep: c 71/ Red: Indah Wulandari
 Ketua umum MUI Din Syamsuddin (kiri) bersama Kapolri Jenderal Badrodin Haiti berbincang saat silaturahmi di Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Rabu, (13/5). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua umum MUI Din Syamsuddin (kiri) bersama Kapolri Jenderal Badrodin Haiti berbincang saat silaturahmi di Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Rabu, (13/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Persatuan Tarbiyah Islam (Perti) menilai positif keinginan Kapolri Jendral Badrodin Haiti untuk mendekatkan diri dengan para ulama dan umat Islam.

Perti berharap, Kapolri yang baru dilantik pada bulan lalu itu bisa memberikan keputusan-keputusan terbaik untuk Indonesia.

Ketua Perti Bidang Dakwah Muhammad Amin Lubis mengatakan, senjata berupa amunisi bukanlah senjata yang utama. "Justru senjata nomor satu adalah dekat dengan umat," ujar Amin, Senin (18/5).

Amin sebagai salah satu tokoh yang hadir dalam silaturahim Kapolri-ulama mengaku sepakat dengan pernyataan Badrodin bahwa senjata utama Polri adalah kedekatan dengan umat.

Ulama, kata Amin, adalah sosok yang paling dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, sinergitas Polri dengan ulama dapat memperkuat Indonesia.

"Jika sinergi, maka akan ada kekuatan yang besar untuk memperbaiki bangsa Indonesia," ujar Amin.

Amin mengaku interaksi umat dengan aparat kepolisian kerap terjadi terutama terkait dengan isu terorisme. Ia berharap seluruh pihak bisa lebih sigap dalam mengantisipasinya.

Menurut Amin, Kapolri dan ulama saat ini harus bisa lebih memahami sekaligus memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat. Ini bertujuan untuk menciptakan persatuan di level masyarakat.

"Masyarakat jangan sampai salah paham. Harus bisa bekerja sama dengan Polri atau pemerintah," ujar Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement