Jumat 15 May 2015 13:58 WIB

Ustaz Erick: Tiru Cara Rasulullah Saat Hadapi Musibah

Pendiri iHaqi, Ustaz Erick Yusuf saat mengisi Tausyiah di Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
Foto: Dokpri. Ustaz Erick Yusuf
Pendiri iHaqi, Ustaz Erick Yusuf saat mengisi Tausyiah di Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pimpinan lembaga dakwah kreatif iHAQi Ustaz Erick Yusuf memberikan tausiyah dan motivasi kepada keluarga korban gempa bumi di Nepal,yang terletak di daerah Dago Bandung. Seperti diketahui, sampai saat ini keluarga belum menerima kabar bagaimana kondisi terakhir anggota keluarganya.

Dalam tausiyahnya, ustaz Erick memaparkan betapa pentingnya setiap Muslim mengambil hikmah dari setiap kejadian, baik yang langsung kita alami maupun orang lain yang mengalaminya. Karena sesungguhnya setiap yang terjadi pada seorang Muslim yang taat maka itu adalah yang terbaik menurut Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 155-157 Allah berfirman yang artinya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun  (Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami kembali).Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”.

“Jadi, kalimat istirja (Innaa Lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun) ini bukan hanya di hususkan bila kita mendengar kematian seseorang, tapi tatkala setiap apa yang terjadi pada kita berupa musibah maka katakanlah Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun, setelah itu lalu bersabarlah,” kata Kang Erick.

Sabar disini bukan berarti kita pasrah menerima apa aja terhadap apa yang menimpa kita,tapi terus berusaha dan dibarengi dengan doa kepada Allah. Contohnya tatkala kita diberi sakit,lalu kita berkata, “Ya sudah kita terima saja sakit ini, ini sudah ketentuan Allah. Ini adalah pengertian yang salah, seharusnya kita terima ini sebagai ketetapan Allah lalu dibarengi dengan usaha berobat agar sembuh serta dibarengi dengan Doa.”

“Tidaklah seseorang Muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW mengajarkan kita sebuah doa yang selayaknya kita panjatkan setiap waktu: “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun Alloojumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khoiron minhaa” (Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya lah kami kembali, Ya Allah ! Berikanlah aku pahala karena musibah yang kuderita dan gantikan yang lebih baik darinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement