REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkam sejumlah pondok persantren saat ini tingkat sanitasinya masih rendah yang berdampak kepada kesehatan santri.
"Dari hasil pendataan yang kami lakukan saat ini ada sekitar 5 ribu Ponpes yang berdiri di Kota dan Kabupaten Sukabumi bauk yang terdaftar maupun tidak terdaftar," kata Ketua Lajnah Ekonomi PCNU Kabupaten Sukabumi, Asep Burhanudin di Sukabumi, Kamis (14/5).
Namun kata dia dari jumlah tersebut masih banyak ponpes yang tingkat sanitasinya rendah, akibatnya bisa berdampak kepada santri yang tengah menuntut ilmu.
Menurutnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan salah satunya progam sanitasi untuk ponpes, pihaknya saat ini mempunyai progam sinergitas kesehatan di setiap pondok pesantren yang tujuannya untuk mengakomodasi setiap calon dokter yang akan mendapatkan sertifikasi izin.
Nantinya setiap calon dokter dialihkan untuk ditempatkan di setiap pesantren.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengusulkan progam ini kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) agar progam ini bisa sampai ke Kementerian Kesehatan.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan tingkat pelayanan kesehatan di setiap ponpes meningkat agar kesehatan santri terjaga.
"Keuntungan lainnya dari progam ini adalah setiap dokter yang menempuh izin praktek tidak perlu jauh-jauh keluar Pulau Jawa, tetapi bisa mengabdi sementara ke ponpes," tambahnya.
Asep mengatakan jika progam ini terealisasi maka akan menjadi "pilot project" di Indonesia karena baru pertama kali dilaksanakan. Berdasarkan data yang ada di Kementerian Agama RI di Indonesia jumlah ponpes mencapai 250 ribu unit yang terdaftar.
Namun, yang tidak terdaftar jumlah lebih banyak mencapai tiga kali lipat dari jumlah yang terdaftar tersebut.