REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Pemerintah Australia memberikan bantuan sosial kepada masjid, kelompok olahraga, dan organisasi masyarakat guna membendung masuknya pengaruh paham-paham ekstrim di negara tersebut. Terutama untuk mencegah berkembanganya pengaruh ekstrim yang terus diupayakan oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di negeri Kangguru.
Saat ini pemerintah telah mengucurkan dana sebesar 50 ribu dolar Amerika yang telah diberikan kepada 34 kelompok penerima. Melalui kelompok-kelompok tersebut diharapkan pemahaman-pemahaman yang dimiliki oleh cendikiawan muslim yang ada di Australia ini dapat dikembangkan, di mana Islam yang sesungguhnya tidaklah yang mengajarkan pemahaman ekstrim dan dekat dengan kekerasan seperti yang dipertontonkan oleh ISIS.
Salah satu perwakilan dari Asosiasi Muslim Perempuan Australia Silma Ihram mengatakan, akan menggunakan uang bantuan pemerintah ini untuk membiayai mentor-mentor agama Islam yang berbasis di Sidney. Ia berharap dengan berbagi pemahaman dan ilmu Islam yang benar, diharapkan tidak ada lagi pemeluk Islam terutama yang masih muda untuk terjerumus kepada pemahaman ISIS.
"Kami ingin adakan pelatihan sehingga umat Muslim untuk dapat mengenali masalah seperti manajemen kemarahan, kekerasan dalam rumah tangga, masalah dengan perpisahan keluarga, hingga depresi. Karena hal-hal tersebut yang mengakibatkan anak-anak menjadi rentan terhadap ideologi agresif," kata Silma dikutip dari situs The Guardian, Selasa (12/5).
Ada juga lembaga klinik sepakbola yang menerima bantuan dari pemerintah untuk hal ini yaitu Football Inggris. Assmah Helal selaku juru bicara Football Inggris mengatakan akan memberdayakan uang bantuan pemerintah ini melalui kegiatan latihan dan pertandingan sepakbola agar para pemuda dapat berbaur dengan pihak lain yang berbeda keyakinan dan latar belakang. Dengan cara ini kata Helal akan dapat menanamkan rasa kebersamaan angtar sesame pemuda tanpa memandang perbedaan agama dan latar belakang.