REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menyatakan apresiasinya pada polisi yang telah membongkar prostitusi online di kalangan artis. “Saya sangat mengapresiasi. Tapi, polisi masih harus bekerja keras. Saya kira bisnis prostitusi yang sekarang terbongkar ini merupakan fenomena gunung es,” ujarnya kepada ROL, Senin (11/5).
Ia menambahkan, setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28. “Ini berarti pemerintah harus meningkatkan kinerjanya. Pelacuran itu pekerjaan yang tidak layak dan tidak bermartabat,” kata dia.
Namun, solusi untuk prostitusi bukan sertifikasi dan lokalisasi seperti Ahok kemarin. "Itu tindakan yang akan melestarikan prostitusi, bukan menghentikan prostitusi,” tambah Anwar Abbas.
Menurut Anwar Abbas, langka pertama yang dilakukan untuk menghentikan prostitusi adalah memetakan penyebab mereka masuk ke dalam bisnis prostitusi. “Saya kira sebabnya bervariasi. Ada yang karena desakan ekonomi, ada yang sudah terlanjur masuk dan tidak punya pekerjaan lain, ada yang pemahaman agamanya kurang, tapi ada juga yang karena trauma psikologis dia benci pada laki-laki.”
Kalau sudah dipetakan, pemerintah harus mencari langkah-langkah untuk mencegah prostitusi agar tidak berulang. Solusi ini harus disesuaikan dengan akar masalah.
“Kalau sebabnya desakan ekonomi, pemerintah harus menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Kalau mereka tidak punya skill, pemerintah buatkan pelatihan keterampilan. Kalau alasannya trauma psikologis, benci pada laki-laki, berarti butuh psikolog,” ujarnya.