REPUBLIKA.CO.ID, OKLAHOMA -- Tiga orang anak remaja diperkirakan berusia 10-13 tahun tertangkap kamera melakukan penyerangan terhadap sekolah Islam Peace Academy di Tulsa, Oklahoma Amerika Serikat. Aksi penyerangan ini terjadi pada Sabtu (2/5) lalu.
Kepala Sekolah Zaheer Arastu mengatakan, dari rekaman kamera CCTV, terlihat tiga remaja tersebut memasuki laboratorium komputer dan berjalan melalui lorong. Saat itu lah terlihat melakukan aksi pembakaran. Dan juga mencoret-coret dinding lorong dengan cat. Semua isi loker yang ada di ruang laboratorium juga dilemparkan ke lantai. Tercatat ada enam kelas yang berhasil dirusak oleh pelaku pada malam itu.
Zaheer menyebut tindakan remaja ini seperti tindakan orang-orang yang sedang dibawah pengaruh paham-paham yang buruk. Aksi ini pun dinilainya seperti aksi-aksi yang dilakukan di film-film karena pelaku menggunakan penutup wajah.
"Mereka sedang melakukan aksi seperti yang mereka tonton di film-film. Sebab ketika mereka berjalan,wajah mereka tertutup dan mereka kelihatan terganggu dengan hal itu,” kata Zaheer kepada media setempat Minggu (3/5) seperti dilangsir onislam.net.
Usai kejadian, warga setempat dengan cepat menunjukkan aksi solidaritas terhadap Muslim dengan ikut membantu membersihakan puing-puing kerusakan yang terjadi. Seorang warga Tulsa Saima Nabasi mengatakan selama ini komunitas Islam yang ada di Tulsa, Oklahoma tidak memiliki masalah dengan warga sekitar. Mereka cenderung hidup rukun dan saling menghormati aktivitas dan keyakinan satu sama lain.
"Saya tidak ingat pernah bahkan memiliki masalah di mana komunitas ini belum berdiri untuk satu sama lain,” kata Saima.
Warga dan komunitas Islam di Tulsa tentu saja mengutuk aksi penyerangan yang dilakukan tanpa diduga ini. Zaheer mengatakan perbuatan yang menjurus kepada hal rasial harus dikesampingkan khususnya di Oklahoma. Sebab bila dilihat dari sisi positifnya keberadaan akademi Islam ini, telah menghasilkan akademisi besar yang memberikan kontribui positif bagi kehidupan orang banyak.