REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hizbutarir Indonesia (HTI) menilai ormas Islam responsif terhadap musibah bencana yang melanda di dalam dan luar negeri. Namun, terkadang kendala teknis menyebabkan bantuan sulit disalurkan.
"Mereka berlomba-lomba memberikan bantuan, mendirikan posko, dan melakukan banyak hal untuk menolong banyak korban," ungkap Juru Bicara HTI Islmail Yusanto saat dihubungi Republika, Ahad (3/5).
Islmail menyebut, tidak ada pembicaraan awal mengenai kesigapan ormas Islam menanggapi bencana. Meski begitu, sinegergisitas dalam menyikapi becana sudah tumbuh dengan sendirinya.
Sebagaimana ormas yang lain, kata Islmail, HTI sigap menanggapi bencana yang melanda Indonesia dan luar negeri. Ia menilai, bukan sesuatu hal yang aneh ketika ormas Islam bertindak menyikapi bencana. "Itu kewajiban sebagai Muslim untuk membantu korban bencana."
Menurutnya, respon umat Islam terhadap sigap bencana bukan hanya dilakukan di Indonesia, melainkan terhadap masyarat dunia. Hal itu dilakukan ketika terjadi konflik Palestina saat saudara Muslim terzalimi. "Tentu saja ormas Islam pun memberikan bantuannya."
Hanya saja, tidak semua bantuan berjalan dengan baik. Hal itu, Ismail menjelaskan, terkendala berbagai faktor teknis. Seperti di Gaza, bantuan dapat masuk hanya lewat Rafah. "Sehingga itu menjadi kendala penyaluran bantuan,"katanya.
Ismail mengatakan, kondisi serupa terjadi saat gempa di Nepal yakni ketika Pesawat TNI Angkatan Udara mengalami kendala saat hendak menyalurkan bantuan Indonesia.