REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Meningkatnya kebutuhan katering untuk siswa Muslim, mendorong Sophia University di Tokyo untuk menyediakan makanan halal di kampus.
"Selama ini, saya membeli makan siang di toko-toko dan meminta teman-teman Jepang saya untuk memastikan makanan itu tidak mengandung babi," ucap Panji Purdi (21), Sabtu (2/5).
Lebih lanjut mahasiswi asal Indonesia itu mengungkapkan, makanan halal biasanya agak mahal. ''Tapi makan siang yang dijual di sini murah dan lezat," kata Purdi seperti dilansir dari onislam.net, Ahad (3/5).
Universitas melayani makanan halal bagi para mahasiswa mulai 16 April lalu di kampus Yotsuya Sophia di Chiyoda Ward. Mereka menyediakan sekitar 150 paket setiap hari, dengan harga antara ¥ 240 dan ¥ 500. Rentang harga beragam mulai dari hamburger dan ayam goreng hingga kari.
Makanan halal disajikan sesuai hukum Islam. Tidak mengandung daging babi, alkohol, serta penyembelihan hewan dilakukan sesuai syariat.
Keputusan untuk menawarkan makanan halal dilakukan menyusul peluncuran program pertukaran mahasiswa dengan empat negara Asia Tenggara tahun lalu.
"Kami ingin terus meningkatkan kenyamanan lingkungan, mengingat perbedaan latar budaya siswa pertukaran yang lebih beragam," kata juru bicara universitas.
Universitas Tokyo adalah yang pertama menyediakan daging halal dalan daftar menu makanan pada 2010. Langkah itu segera diikuti empat universitas lain di wilayah yang sama.
Pada Januari 2014, University of Yamanashi juga mulai menawarkan makanan halal dalam daftar menu mereka untuk memenuhi kebutuhan siswa Muslim yang semakin meningkat jumlahnya.
Saat ini, Jepang menjadi tuan rumah bagi 120 ribu komunitas Muslim, di antara populasi hampir 127 juta jiwa. Sejumlah produk dan layanan lain juga mendapat sertifikat halal, seperti kosmetik, pakaian, obat-obatan, dan jasa keuangan.