REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dakwah sebagai kelanjutan tugas kenabian tidak akan pernah sepi dari halangan. Iman manusia kadang berada pada titik tertinggi, namun tak jarang terjerembab dalam kelemahan.
Tantangan mempertahankan keistiqamahan jamaah itu juga dirasakan pengurus pengajian perkantoran.
Ketua Kerohanian Islam Garuda (RohisGA) Heri Hutomo bersyukur kajian-kajian yang digelar di tempatnya tidak pernah sepi jamaah.
Setiap ada pengajian, masjid maskapai milik pemerintah itu selalu dipenuhi jamaah. “Belum pernah pengajian jamaahnya sedikit, hampir 60-70 persen dari total karyawan ikut pengajian,” katanya saat dihubungi Republika, Senin (27/4).
Heri mengatakan, banyak faktor yang membuat jamaah pengajian di Garuda selalu istiqamah mengikuti kajian. Beberapa di antaranya pemateri dan materi yang disampaikan.
“Kalau materinya menarik, banyak yang bergerak. Tapi, kalau materinya yang disampaikan biasa, ya kurang lebih jamaahnya hanya 60 persen,” katanya.
Untuk itu, kata Heri, pihaknya selektif memilih materi dan pemateri agar keistiqamahan jamaah mengikuti kajian bisa terjaga. Pihaknya juga memilih kajian yang berkesinambungan agar jamaah terus datang.
“Selama ini masalah biasanya di pematerinya. Untuk itu, kita mengaji menggunakan kitab agar tidak ngalor ngidul,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya lebih memilih tidak mengundang lagi penceramah yang sifatnya memecah belah umat. “Meski orasi dan bicaranya bagus,” katanya. Faktor komunikasi internal juga menjadi penyebab banyaknya jamaah mengikuti pengajian.