REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajian di kantor terbentuk oleh kesamaan pandangan ke depan tentang akhirat. Para karyawan berpikir, jika seharian waktunya dihabiskan di belakang meja untuk bekerja, lantas kapan waktu untuk menuntut ilmu?
Begitulah awal mula latar belakang berdirinya pengajian di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga anti rasuah ini menamakan anggota pajiannya dengan BAIK singkatan dari Badan Amaliah Islam KPK.
Untuk manajemen waktu kajian dan mengundang pemateri dilakukan oleh seorang petugas, namanya Imam Mahdi. Imam Mahdi dipilih karena sebagai divisi yang mengurusi masalah kerohanian KPK.
Imam mengatakan pengajian di KPK sudah ada sekitar tahun 2008 yang awalnya teman-teman pegawai KPK dengan berlatar belakang berbeda.
"Ada sebagian dari BPKP, Kuangan, Kejaksaan Kepolisian yang sebelumnya punya kajian akhirnya mereka ketemu di sini mungkin satu visi dan keinginan yang sama akhirnya mereka berembuk untuk membuat satu pengajian," kata Imam saat ditemui Republika, Selasa (27/4).
BAIK memiliki beberapa kegiatan Islam di antaranya kajian Dzuhur yang dilakukan di mushalla KPK atau di auditorium KPK setiap Senin dan Kamis. "Pelaksanaan hari Jumat di antaranya tujuannya untuk memenuhi kebutuhan rohani pegawai muslim yang ada di sini." katanya.
Imam mengungkapkan, awal berdiri pengajian di KPK dengan nama BAIK itu jadwalnya Senin dan Kamis, kini jadwal pengajian di KPK hampir setiap hari.
"Karena beberapa waktu ada kasus kemarin pimpinan KPK yang kena kriminalisasi, akhirnya hari selasa dihentikan dulu. Tapi Rabu dan Kamis tetapi berjalan," katanya.
Karena kasus kriminalisasi terhadap pimpinan juga, BAIK di KPK agendanya bertambah yaitu Tadarus Alquran setiap Kamis sore. "Meski demikian jumlah pesertanya masih turun naik paling 10 sampai 15 orang," katanya.
Imam melihat pegawai KPK yang muslim memiliki semangat ke Islaman yang luar biasa. Karena kata dia pengajian BAIK bermanfaat untuk mereka sebagai penegak petugas Kejaksaan dan Kepolisian yang bekerja di KPK.
"Rata-rata pesertanya paling minim 50 orang. Jika pas pematerinya ustaz nasional, jamaahnya bisa lebih dari 100 bahkan bisa 200 orang," kata Imam menerangkan.