Sabtu 25 Apr 2015 02:15 WIB

Gema Sedekah Nasional

Rep: hafidz muftisani/ Red: Damanhuri Zuhri
Zakat infaq sedekah Wakaf
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Zakat infaq sedekah Wakaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedekah digulirkan sebagai sebuah gerakan nasional. Gerakan sedekah nasional dimasifkan guna mensyiarkan semangat sedekah kepada masyarakat.

Inisiasi menjadikan 27 April sebagai Hari Sedekah Nasional dilakukan PPPA Daarul Qur'an bersama sejumlah pengusaha.

Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an Ustaz Anwar Sani mengatakan, tahun ini Hari Sedekah Nasional sudah memasuki tahun kelima.

Tujuan gerakan sedekah nasional, Ustaz Sani menerangkan, agar masyarakat khususnya umat Islam gemar menjalankan sunah yang satu ini.

“Sebenarnya bicara sedekah harusnya tiap hari karena ada malaikat yang mendoakan tiap pagi dan sore orang yang sedekah. Hari Sedekah Nasional ini momen untuk syiar,” ungkapnya kepada Republika, Senin (21/4).

Ustaz Sani menceritakan, sedekah nasional diinisiasi pengusaha muda asal Yogyakarta, Jody Brotosuseno, pemilik jaringan Waroeng Grup. Tahun pertama seluruh outlet Waroeng Grup menyedekahkan seluruh keuntungan pada 27 April.

“Tahun berikutnya menyedekahkan seluruh omzet hari itu, kemudian langkah ini diikuti pengusaha lain,” kata Ustaz Sani memaparkan.

Pengusaha seperti Sandiaga Uno (Grup Saratoga), Agus Pramono (Ayam Bakar Mas Mono), H. Iyus (Rumah Makan Cibiuk), Budi Harta Winata (Pengusaha Baja), dan M Yunus (Optik Nusantara) turut menyemarakkan Hari Sedekah Nasional.

“Syiar ini bukan hanya milik pengusaha tapi penjual dawet, peyek juga semangat mendaftar sedekah nasional,” kata Ustaz Sani menyebut.

Semangat sedekah juga menjalar ke pejabat dan karyawan. Ustaz Sani mengatakan, di Bandung, manajer dan seluruh karyawan sebuah department store akan ikut sedekah nasional tahun ini.

“Sang manajer akan menyedekahkan gaji bulan ini. Gerakan ini juga sudah diikuti pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ujarnya.

Ustaz Sani menambahkan, sedekah juga akan mengingatkan seseorang dalam melewati masa-masa sulit. Kemudian, mensyukuri nikmat Allah sehingga bisa menyisihkan sebagian harta untuk sedekah.

 

“Indonesia merdeka pun melalui sedekah bersama. Semua ikut bagian, ada yang sedekah pikiran, sedekah harta, sedekah tenaga, bahkan tak terhitung yang sedekah nyawa,” kata Ustaz Sani menerangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement