REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Erick Yusuf mengatakan, dosen filsafat yang menginjak-injak Alquran itu adalah dosen yang keblinger. Mungkin ia kebanyakanya membaca buku filsafat sampai jadi keblinger.
"Bendera merah putih itu hanya kain biasa. Namun tidak boleh dinjak-injak karena simbol negara, apalagi Alquran ada ayat-ayat Allah yang merupakan simbol kesucian jadi tak bisa dianggap kertas biasa," kata Ustaz Erick, Kamis, (23/4).
Menurutnya, tidak bisa semua dianggap sama. Kertas buku biasa tidak bisa disamakan dengan Alquran karena Alquran mengandung kalam Allah yang menjadi petunjuk hidup bagi umat Islam.
Dosen filsafat yang menginjak-injak Alquran, ujar Erick, harus dibina dan diberi pemahaman. Pada zaman Rasul, ada seorang badui yang kencing di masjid, kalau orang lain yang melihat pasti kepalanya sudah ditebas.
Namun Rasul tidak melakukan hal itu. Justru Rasul membina orang badui tersebut supaya paham dan tidak kencing di masjid lagi.
"Seperti juga dosen filsafat itu mungkin keblinger, banyak baca buku filsafat menjauhkan dari nilai-nilai Alquran. Orang seperti ini harus dibina supaya mau bertobat," ujarnya.
Sebelumya diberitakan, seorang dosen Filsafat Umum Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) berinisial MK dituding melakukan pelecehan terhadap Alquran. MK dituding menginjak-injak Alquran untuk menunjukkan kalau Alquran hanya buku biasa.