Kamis 23 Apr 2015 16:19 WIB

Hari Santri Bentuk Pengakuan Kontribusi Pesantren

Rep: c71/ Red: Agung Sasongko
para santri asal Nuu Waar (Papua) yang tengah menimba ilmu di Pesantren Nuu Waar Bekasi, Jawa Barat
Foto: foto: damanhuri zuhri/republika
para santri asal Nuu Waar (Papua) yang tengah menimba ilmu di Pesantren Nuu Waar Bekasi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetapan hari santri menunjukkan pengakuan kontribusi santri dan ulama terhadap bangsa Indonesia. Sejarah mencatat, lingkungan pesantren telah memberikan sumbangsih besar untuk bangsa ini bahkan dalam perjuangan melawan penjajahan.

"Penetapan hari santri berarti ada pengakuan terhadap peran santri, tentu saja peran ulama, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin melalui situs Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamis (23/4).

Ia menyatakan, penanaman cinta kepada tanah air sudah melekat dalam pola pendidikan pesantren. Ungkapan 'hubbul wathan minal iman' atau yang berarti mencintai tanah air bagian dari iman menjadi motivasi santri dalam memperjuangkan hak-hak bernegara.

"Oleh karena itu, para ulama mengajarkan kita untuk mencintai tanah air dan merasa memilikinya," ujar Ma'ruf.

Terkait penetapan waktu hari santri, Ma'ruf mengaku tidak terlalu mempersoalkannya. "Tanggal tidak penting, yang penting ada hari santri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement