REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 13 astronom asing mendaftarkan diri ke Lembaga Penelitian Antariksa Nasional (Lapan) untuk melakukan penelitian dan pengamatan fenomena gerhana matahari total (GMT), 9 Maret 2016.
"Meski masih lama, tapi sejumlah astronom asing sudah mendaftar. Hingga 8 April 2015 sudah 13 orang yang mendaftar guna penelitian gerhana matahari total itu," kata Kepala Lapan Thomas Djamaludin di Bandung, Rabu (15/4).
Menurut Thomas, para astronom berasal dari delapan negara di antaranya Jepang, Australia, Amerika Serikat, Jerman bahkan Malaysia dan Vietnam. Jumlahnya dipastikan terus bertambah karena fenomena alam gerhana matahari total merupakan fenomena langka.
"Kita memang bisa menemukan gerhana matahari setiap tahun, tapi itu hanya gerhana matahari biasa. Sedangkan untuk gerhana matahari total peristiwa itu sangat jarang terjadi," katanya.
Dalam rangka menyambut gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 mendatang, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggelar lokakarya yang bertujuan mengumpulkan komunitas astronomi guna membahas fenomena itu dari sudut pandang penelitian, edukasi, dan wisata.
Pada lokakarya itu, Lapan menawarkan tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam menyambut gerhana matahari total (GMT) 2016 yakni aspek penelitian, edukasi publik dan kebudayaan.
Thomas menjelaskan, pada aspek edukasi publik, Lapan akan mengundang para astronomi amatir untuk ikut bergabung meneliti gerhana matahari total.
"Aspek ini kami harapkan bisa menjadi pintu masuk bagi generasi muda Indonesia yang ingin mengenal lebih dan menyukai dunia astronomi," katanya menerangkan.