Selasa 14 Apr 2015 10:05 WIB

Khalid bin Walid, Sang Kesatria Rasulullah (1)

Rep: c 24/ Red: Indah Wulandari
Khalid bin Walid/Ilustrasi
Foto: jashtis.org
Khalid bin Walid/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,"Orang seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya ke dalam golongan pemimpin," begitulah alasan Rasulullah SAW saat berbicara tentang Khalid bin Walid sebelum Khalid masuk Islam.

Onislam.net menyebutkan, Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat.

Maimunah, bibi dari Khalid, adalah istri Nabi Muhammad SAW. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya.

Suatu hari, pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Kakbah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Kakbah.

Pada masa ibadah haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina. Ketika orang Quraisy memperbaiki Kakbah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu.

Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju ke depan dengan sekop sambil berteriak, "Oh, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumah-Mu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement