REPUBLIKA.CO.ID,Buku Ibn Khaldun dinamakan Muqaddimah karena memang merupakan landasan teoretis tentang sejarah yang dia tulis menjadi buku yang jauh lebih besar dan berjilid-jilid, berjudul Kitâb al-’Ibar. Kata al-’Ibar bisa berasosiasi dengan kata-kata pinjaman dari bahasa Arab, yaitu ibarat, atau mengambil tamsil (pelajaran yang tersembunyi).
Jadi, Kitâb al-’Ibar berarti kitab yang mengambil pelajaran-pelajaran dari sejarah bangsa Arab dan bangsa Barbar. Bangsa Barbar adalah bangsa Afrika Utara yang diislamkan dan pada masa sekarang sebagiannya mengaku sebagai orang Arab (karena berbahasa Arab), tetapi sebagian lagi tidak.
Bangsa Barbar ini banyak memainkan peranan dalam peradaban Islam. Tariq ibn Ziyad yang memimpin tentara Islam menaklukkan Spanyol atau Semenanjung Iberia juga adalah orang Barbar, bukan orang Arab.
Pengamatan Ibn Khaldun, dilansir Onislam.net memang terbatas hanya kepada orang Arab dan orang Barbar. Wawasannya tentang Cina, India, bahkan Persia pun kurang.
Namun, tesis-tesis mengenai sejarah itu bernilai cukup tinggi, sehingga menurut banyak orang sangat mudah diimplementasikan kepada gejala sosial di wilayah lain. Ibn Khaldun terdorong untuk mempelajari sejarah adalah agama.
Ini sama dengan berbagai kreativitas ilmiah Islam di zaman klasik, entah di bidang astronomi, ilmu bumi, matematik, dan sebagainya, yang semuanya didorong oleh agama. Itu dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya, bagaimana menemukan kiblat dari satu tempat.
Umat Islam adalah pencipta yang sebenarnya dari ilmu bumi dan matematik. Oleh karena itu, sampai sekarang istilah-istilahnya masih dari bahasa Arab, meskipun sudah menjadi bagian dari bahasa Barat.
Ibn Khaldun mengaku telah berusaha menciptakan ilmu yang disebut ilmu peradaban (‘ilm al-’umrân). Seperti biasa, di sini ada soal kebahasaan.
Kata peradaban dalam bahasa kita jelas merupakan pinjaman dari bahasa Arab, adab yang artinya tingkah laku yang halus. Karena itu, terkait juga dengan sopan santun, tata krama, dan juga sastra; karena sastra merupakan media ekspresi yang menjadi karya peradaban.