Sabtu 04 Apr 2015 08:30 WIB

Al-Farabi Integrasikan Pemikiran Plato dan Aristoteles (4-habis)

Rep: c 24/ Red: Indah Wulandari
filsuf Islam, al Farabi
Foto: muslimheritage
filsuf Islam, al Farabi

REPUBLIKA.CO.ID,Pada abad pertengahan, Al-Farabi sangat terkenal sehingga orang-orang Yahudi banyak yang mempelajari karangannya dan menerjemahkan ke dalam bahasa Ibrani. Sampai sekarang salinan-salinan tersebut masih tersimpan di perpustakaan-perpustakaan Eropa.

Suatu ketika Ibnu Sina pernah mempelajari buku Metafisika karangan Aristoteles, lebih dari 40 kali, tetapi belum juga mengerti maksudnya.

Setelah membaca buku Al-Farabi berjudul Aghrad Kitab Ma Ba'da al-Thabi'ah (Intisari Buku Metafisika), barulah ia mengerti apa yang selama ini ia rasakan saangat sukar.

Selain karya yang telah tersebut di atas, Al-Farabi juga menulis karya-karya lain seperti; Tashil al-Sa'adah (Mencari Kebahagiaan), Uyun al-Masa'il (Pokok-pokok Persoalan), Ara' Ahl al-Madinah al-Fadhilah (Pikiran-pikiran Penduduk Kota Utama, Negeri Utama), Ihsha al-Ulum (Statistik Ilmu), dan Fusus al-Hikam.

Dalam buku Ihsha al-Ulum dibahas bagaimana cara ilmu pengetahuan, yaitu Ilm al-Lisan (Ilmu Bahasa), Ilm al-Manthiq, Ilm al-Ta'alim (Ilmu Matematika), Ilm al-Tabi'i (Ilmu Fisika), Ilm al-Ilahi (Ilmu Ketuhanan), Ilm al-Madani (Ilmu Perkotaan), Ilm al-Fiqh (Ilmu Fikih), dan Ilm Kalam (Ilmu Kalam).

Seperti yang dilansir OnIslam.net, Al-Farabi pernah menjadi hakim, tapi kemudian dia lebih memilih menjadi pengajar sebagai profesinya. Karyanya sangat mempengaruhi filsuf Islam dan banyak yang mengikutinya. Terutama Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd, dan beberapa filsuf setelahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement