REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Azrul Tanjung menilai saat ini wirausaha Muslim muda Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain. Terutama, jika membandingkan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar.
Azrul berpendapat sangat penting bagi ormas-ormas Islam untuk menjadi motor penggerak kegiatan wirausaha muda. Azrul mengaku di Muhammadiyah ada wadah baru yang dinamai Wira Muda Muhammadiyah.
Ia menilai hal ini sebuah terobosan bagus dengan memunculkan gerakan yang fokus dalam kegiatan bisnis. "Bisnis saat ini menjadi penting. Kegiatan umat tidak bisa berjalan baik kalau umatnya terpuruk secara ekonomi," ujar Azrul.
Azrul mengaku ada banyak bidang yang bisa dikembangkan untuk berwirausaha. Akan tetapi, ia menyarankan kepada pebisnis muda untuk fokus pada sektor industri kreatif. Menurutnya, industri kreatif saat ini masih menawarkan banyak lahan untuk ditekuni.
Azrul mencontohkan kuliner. Saat ini kuliner khas Indonesia dapat dipopulerkan dan memiliki potensi menembus Asia Tenggara. Ia berharap agar sektor tersebut diperkuat mengingat menjelang dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Banyak yang belum tersentuh padahal pasar Asia Tenggara memiliki kedekatan selera dengan kita. Jadi ini sangat potensial," ujar Azrul.
Selain kuliner, Azrul menyebutkan berbagai potensi lain kearifan lokal seperti kerajinan dan obat tradisional dapat menjadi salah satu bidang bisnis yang menjanjikan.