Senin 23 Mar 2015 10:23 WIB

Kembalikan Semangat Dakwah Ekonomi Islam

Rep: c97/ Red: Agung Sasongko
 Ratusan mahasiswa Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) melakukan kampanye Indonesia Berzakat di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (13/5). (Adhi Wicaksono/Republika)
Ratusan mahasiswa Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) melakukan kampanye Indonesia Berzakat di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (13/5). (Adhi Wicaksono/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Forum Studi Silaturahim Ekonomi Islam (FoSSEI) menyelenggarakan simposium nasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro, Semarang. Tujuan acara tersebut adalah mengembalikan semangat dakwah ekonomi islam untuk memecahkan problematika umat. Hal ini disampaikan oleh Presidium Nasional I FoSSEI, Syahid Irfan Mubarok, Ahad (22/3).

"Kami ingin kelompok studi ekonomi islam di setiap kampus tidak hanya jago dalam memahami materi. Tapi juga bisa mengaplikasikannya ke dunia nyata," tuturnya pada Republika. Menurut mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan dari Universitas Padjadjaran itu, FoSSEI sendiri merupakan organisasi yang harus mampu memberikan kontribusi pada masyarakat. Bukan hanya sekedar mengkaji ilmu ekonomu syariah.

Simposium yang diikuti oleh sekitar 400-an mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi Indonesia itu menyepakati beberapa hal. Pertama, mengupayakan pembentukan comunity development di masyarakat. Dua, mempererat kembali ukhuwah melalui jaringan bisnis pariwisata syariah. Tiga, mendorong pemerintah dalam mengembangkan produksi barang halal.

"Produk halal ini penting bagi masyarakat. Sebab mayoritas masyarakat kita muslim," kata Syahid. Simposium merupakan salah satu agenda dalam rangkaian acara Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) yang diselenggarakan setiap tahun. Pada 2015 ini, agenda besar tersebut sudah menginjak angka ke 14. Diselenggarakan di Universitas Diponogoro, tanggal 19 sampai 22 Maret.

Saat ini ada 14 regional FoSSEI yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Tentunya jumlah pegiat ekonomi islam di kampus negeri dan swasta sangat banyak. Semua anggota kelompok studi ekonomi islam perlu pembekalan materi yang matang untuk berdakwah di lingkungannya. Maka itu dalam waktu dekat FoSSEI pun akan menyelenggarakan agenda Trainer for Trainer (ToT).

"Kami ingin setiap aktivis ekonomi islam bisa menjadi kader pendidik untuk masyarakat," ujar Depnas Riset FoSSEI, Galih Satria Mahardhika.

Namun begitu, ia berpandangan agar kegiatan mahasiswa tidak hanya sampai pada agenda-agenda diskusi. Tapi juga pada aksi nyata, sehingga dapat memberikan manfaat pada masyarakat.

Seperti halnya BMT ISEG di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran. Sebagai lembaga mikro syariah yang seluruh kepengurusannya dikelola mahasiswa, BMT ISEG sudah mampu memberikan beberapa manfaat bagi masyarakat di sekitar kampus. Salah satunya produk mudharabah dan murabahah. (C97)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement