REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemberian materi jurnalitisk bagi para santri bisa membentuk mereka menjadi penulis handal.
“Materinya standar, seperti tentang writing, editing, newsroom, dan sebagainya,” ungkap Ketua Yayasan Pantau Imam Shofwan kepada Republika, Rabu (18/3).
Shofwan menjelaskan, yayasannya sudah memberikan lima kali pelatihan santri menulis di wilayah Jawa. Wilayah tersebut, dia menambahkan, seperti Pati, Yogyakarta, Jombang, Madura dan Pasuruan. Dia juga mengaku pada akhir Maret nanti akan memberikan pelatihan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Konsep kegiatan yang dilakukan gerakan ini, menurut Shofwan, diawali kerjasama dengan lembaga yang perhatian dengan menulis terutama di kalangan pesantren di wilayah tertentu.
Jadi, beberapa pesantren dengan perwakilan di wilayah tersebut dan sekitarnya berkumpul dalam satu tempat untuk mendapatkan pelatihan menulis.
Untuk target peserta, Shofwan mengaku tidak memiliki target tertentu. “Untuk saat ini, kita fokus menjadikan kegiatan pelatihan yang sudah dilaksanakan sebelumnya hingga akhir Maret nanti sebagai percontohan dahulu,” terangnya.
Dia juga menjelaskan, gerakan ini sudah dilaksanakan sejak Januari 2015 yang kelak akan berakhir pada akhir Maret nanti.
Shofwan juga mengungkapkan akan terus menindaklanjuti pengembangan menulis di kalangan santri. Yakni, lanjutnya, dengan membuat forum yang diisi oleh para alumni pesantren terutama yang memahami pentingnya menulis.
Menurut Shofwan, para alumni ini juga diharapkan bisa terus memotivasi para santri tersebut. Misal, tambahnya, dengan menghadiahi sesuatu bagi mereka yang tulisannya berhasil dimuat di media massa.